Internasional

2 Tetangga RI Rusuh Lagi, Warga Dievakuasi dari Perbatasan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 13/11/2025 21:30 WIB
Foto: Ketegangan kembali meningkat di perbatasan Thailand–Kamboja setelah polisi Thailand menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah warga sipil Kamboja pada Rabu (17/9/2025). (Tangkapan Layar Video Reuters/AKP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamboja mengevakuasi ratusan warganya dari sebuah desa di dekat perbatasan yang disengketakan dengan Thailand, menyusul baku tembak yang menewaskan satu orang dan melukai tiga lainnya. Langkah ini menandai meningkatnya ketegangan baru di wilayah yang masih rawan konflik.

Penembakan terjadi di Desa Prey Chan, Provinsi Banteay Meanchey pada Rabu (12/11/2025) waktu setempat, hanya dua hari setelah seorang tentara Thailand kehilangan kaki akibat ranjau darat di area perbatasan lain.

Thailand menuding Kamboja sebagai pihak yang bertanggung jawab dan menangguhkan pelaksanaan perjanjian gencatan senjata yang sebagian ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.


"Sekitar 250 keluarga telah dievakuasi ke sebuah kuil Buddha sekitar 30 kilometer dari lokasi penembakan untuk alasan keamanan," ujar Wakil Gubernur Banteay Meanchey, Ly Sovannarith, dikutip Kamis (13/11/2025).

Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan telah mengerahkan tim pemantau gencatan senjata yang melibatkan pejabat dari ASEAN untuk menilai situasi di lapangan. Perdana Menteri Hun Manet juga menyerukan penyelidikan independen atas insiden tersebut.

"Kami menuntut keadilan bagi warga kami yang menjadi korban penembakan," tegasnya, sambil menuding pasukan Thailand "melakukan berbagai aksi provokatif selama berhari-hari dengan tujuan memicu konfrontasi."

Di sisi lain, militer Thailand membantah tuduhan dari negara tetangganya itu.

"Kamboja-lah yang lebih dulu melepaskan tembakan dari wilayah sipil sebagai perlindungan. Ini melanggar prinsip kemanusiaan dan menunjukkan pengabaian terhadap keselamatan warga," kata juru bicara militer Thailand Mayor Jenderal Winthai Suvaree dalam pernyataan tertulis.

Hubungan Thailand dan Kamboja kerap diwarnai ketegangan, terutama soal klaim perbatasan yang melibatkan situs bersejarah Kuil Preah Vihear. Meskipun Mahkamah Internasional pada 1962 menetapkan wilayah itu berada di bawah kedaulatan Kamboja, sengketa di lapangan kerap memicu bentrokan bersenjata.

Gencatan senjata yang disepakati Oktober lalu kini terancam runtuh. Thailand menuduh Kamboja melanggar perjanjian dengan memasang ranjau baru, sementara Kamboja bersikeras tetap berkomitmen menjaga perdamaian.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemberontak Myanmar Klaim Gencatan Senjata Dengan Pemerintah