RI Mau Sulap Sampah Jadi Listrik, 3 Negara Ini 'Adu Kuat' Teknologi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 07/11/2025 14:15 WIB
Foto: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) banyak dilirik oleh sejumlah investor dari sejumlah negara. Khususnya perihal teknologi.

Menurut dia, pihaknya bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara saat ini tengah melakukan identifikasi mitra teknologi untuk memastikan proyek tersebut berjalan efisien. Setidaknya ada tiga negara yang tertarik untuk terlibat dalam proyek PLTSa ini.

"Untuk mitra teknologi PLTSa, kita kan juga sudah melakukan identifikasi. Jadi untuk identifikasi yang kita lakukan, ini berdasarkan vendor teknologi. Ini ada dari Jepang, itu ada dari Eropa, dan juga dari China," kata Yuliot ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (7/11/2025).


Yuliot menjelaskan pemilihan mitra akan mempertimbangkan teknologi yang mampu menghasilkan energi paling efisien. Selain itu, memiliki mekanisme kerja sama yang memungkinkan listrik dari PLTSa diserap oleh PLN sebagai offtaker.

"Jadi kalau untuk vendor teknologi nanti mana yang bisa menghasilkan energi yang lebih efisien dari PLTSA. Dan juga nanti bagaimana ini proses untuk PLTSA ini juga bisa diambil offtakernya oleh PLN," ujarnya.

Lebih lanjut, Yuliot mengatakan bahwa implementasi dari Waste to Energy sudah cukup banyak dilakukan di berbagai negara. Beberapa diantaranya seperti Jepang dan China yang sudah melaksanakan pengelolaan PLTSa.

"Dan juga kita melihat dari sisi ekosistem teknologinya sendiri, bagaimana juga bisa transfer teknologi dilakukan oleh badan usaha ke perusahaan-perusahaan mitra di Indonesia, termasuk Danantara," katanya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Danantara Rilis Program Sampah Jadi Listrik Awal November di 10 Kota