RI Mau Sulap Sampah Jadi Listrik, Ratusan Investor Antre Masuk!

Emir Yanwardhana,  CNBC Indonesia
07 November 2025 11:09
Foto udara gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, Jumat (5/11/2021).  Lokasi ini merupakan tempat pemilahan sampah organik dan anorganik, di komplek TPA terbesar di Nusa Tenggara Barat NTB. Dari sini, proses pengolahan sampah menjadi pelet RDF (Refuse Derived Fuel) dibuat, yang merupakan pengganti bahan bakar batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang, Lombok Barat. Sampah diproses di mesin pencacah ukuran 5-8 mm untuk berikutnya dimasukkan ke mesin pengepresan menjadi pelet RDF. Pelet akan dikeringkan di bawah sinar matahari sebelum dikirim ke PLTU Jeranjang. Di pembangkit listrik itu pelet dibakar melalui sistem co-firing.
Setiap hari, sekitar 300 ton sampah dari Kota Mataram dan Lombok Barat diantar ke TPA ini. Namun, menurut jumlah yang diolah menjadi pellet baru 100 hingga 200 kilogram. 
Kementerian PUPR memfasilitasi lahan seluas 40 are (4 ribu meter persegi) di sekitar TPA. Di bangunan tersebut, semua fasilitas yang dibutuhkan untuk pengolahan sampah menjadi pellet disediakan. 
Penelitian masih dilakukan agar sampah non-organik bisa lebih banyak diolah. Saat ini, komposisi pelet terdiri 95 persen sampah organik dan 5 persen anorganik. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM, Rosan Roeslani membeberkan proyek Waste to Energy atau sampah menjadi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) banyak dilirik oleh investor dalam maupun luar negeri.

"Saya laporkan bahwa kita sudah proses untuk apa melakukan penjaringan, pendaftaran sudah, dan penjaringan dari potensial investor. Memang ada lebih dari 200, 240 (investor) kalau enggak salah, yang berminat dalam dari luar negeri," kata Rosan usai rapat terbatas dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara, dikutip Jumat (7/11/2025).

Menurut Rosan, pemerintah akan melaksanakan proses lelang secara bertahap, sambil menunggu penilaian dari Kementerian Lingkungan Hidup (LH) dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan. Setelah mendapat persetujuan, proyek akan masuk tahap penawaran resmi.

"Dan ini memang kita melakukan dalam beberapa batch karena dari kami kan menunggu kesiapannya sesudah dilihat secara penuh oleh Kementerian LH dan juga oleh Menko Pangan. Jadi kemudian baru diberikan kepada kami untuk melakukan proses bidding-nya, tendernya gitu," katanya.

Rosan menambahkan, sudah ada tujuh lokasi yang akan dimulai pembangunannya. Dari tujuh lokasi itu sudah memiliki ketersediaan lahan, jumlah sampah yang mencukupi, hingga infrastruktur dasar seperti jalan dan air.

Lebih lanjut, proses penawaran oleh investor juga akan dimulai pada pekan depan.

"Iya kan ada 7 daerah ya yang sudah di apa, disetujui, diberikan green light lah oleh Menko Pangan dan juga oleh LH. Kita minggu depan itu kita akan buka untuk proses bidding-nya. Bidding-nya, maksudnya masukkan penawarannya ya. Itu mulai proses kita memberikan data dan penawaran itu kita mulai minggu depan," kata Rosan.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap! Aturan Sampah Jadi Listrik Bakal Terbit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular