Rusia Respons Keras Perang Baru Trump, Dukung Penuh Presiden Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengecam keras Amerika Serikat atas penggunaan kekuatan militer yang berlebihan di kawasan Karibia dengan dalih memerangi perdagangan narkotika. Moskow menegaskan pihaknya mendukung penuh Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam menjaga kedaulatan nasional dan stabilitas kawasan.
Kremlin mengonfirmasi bahwa Rusia "memantau dengan sangat dekat" perkembangan situasi di sekitar Venezuela, di tengah laporan mengenai serangan udara dan laut oleh militer AS terhadap kapal-kapal yang dituding terlibat dalam penyelundupan narkoba. Di sisi lain, Caracas dilaporkan telah mengajukan permohonan bantuan pertahanan kepada Moskow.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuding tindakan militer AS sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan piagam organisasi global.
"Kami secara tegas mengutuk penggunaan kekuatan militer yang berlebihan dalam menjalankan tugas-tugas anti-narkotika," ujarnya dalam pernyataan resmi di Moskow, dilansir Newsweek, Selasa (4/11/2025).
Zakharova menambahkan bahwa Rusia mendukung sepenuhnya pemerintahan Venezuela "dalam upaya melindungi kedaulatan nasional dan menjaga kawasan tetap menjadi zona damai". Ia juga menyerukan agar semua pihak menahan diri dan kembali ke jalur diplomasi.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskow terus menjalin komunikasi dengan Caracas karena kedua negara memiliki "beragam kewajiban dalam perjanjian bilateral."
"Kami mengamati dengan cermat apa yang sedang terjadi di Venezuela. Tentu saja, kami menginginkan agar semuanya tetap damai dan tidak muncul konflik baru di kawasan," ujar Peskov.
Peskov menegaskan bahwa Rusia berharap situasi di Amerika Latin tidak berkembang menjadi titik panas baru yang bisa mengguncang keseimbangan geopolitik global.
Sebelumnya, laporan The Washington Post pada Jumat menyebut Maduro telah mengirim surat resmi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, meminta bantuan berupa "radar pertahanan, perbaikan pesawat tempur, dan kemungkinan sistem rudal."
Menurut laporan yang mengutip dokumen pemerintah AS, seorang pejabat senior Venezuela telah menyerahkan langsung surat tersebut ke Moskow. Dalam waktu bersamaan, Maduro juga dilaporkan mengirim surat serupa kepada Presiden China Xi Jinping, meminta peningkatan kerja sama militer guna menghadapi apa yang ia sebut sebagai "eskalasi antara AS dan Venezuela".
Sejak September lalu, Washington telah melancarkan lebih dari selusin serangan udara dan laut terhadap kapal-kapal yang diklaim terlibat dalam operasi penyelundupan narkoba dari perairan Venezuela. Sedikitnya 61 orang dilaporkan tewas dalam operasi tersebut.
Namun, hingga kini pemerintah AS belum mempublikasikan bukti yang mendukung klaim tersebut. Presiden Maduro menolak tuduhan Washington dan menyebutnya bermotif politik untuk mengguncang pemerintahannya.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menepis kemungkinan negaranya akan berperang melawan Venezuela, namun menyinggung bahwa masa kepemimpinan Maduro mungkin "tidak akan lama lagi."
"Saya rasa tidak. Saya tidak berpikir kita akan berperang," kata Trump dalam wawancara dengan program 60 Minutes di CBS ketika ditanya apakah AS sedang mempersiapkan tindakan militer terhadap Venezuela.
"Tapi mereka sudah memperlakukan kami dengan sangat buruk," tambahnya.
Â
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Presiden Negara Ini Jadi Buronan AS, Hadiahnya Naik Jadi Rp825 Miliar