RI Catat Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Beruntun, Ini Pendorongnya!

Robertus Andrianto,  CNBC Indonesia
03 November 2025 11:55
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/9/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/9/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 4,34 miliar pada September 2025. Surplus ini mengecil dibandingkan sebelumnya US$ 5,49 miliar.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menegaskan ini adalah surplus 65 bulan beruntun sejak Mei 2020. Surplus ini ditopang oleh surplus komoditas nonmigas yang mencapai US$ 5,99 miliar.

"Surplus ini ditopang oleh komoditas nonmigas US$ 5,99 miliar dengan komoditas adalah lemak dan minyak hewan-nabati, HS 27, serta besi HS 72," papar Pudji, dalam rilis BPS, Senin (3/11/2025).

Kendati ditopang oleh komoditas nonmigas, namun pertumbuhan surplus komoditas nonmiga sini melambat sebesar 1,64% dibandingkan bulan Agustus 2025.

Dengan surplus beruntun ini, maka neraca perdagangan Indonesia Januari-September 2025 tercatat surplus US$33,48miliar. Surplus ini berasal dari surplus sektor nonmigas US$47,20 miliar, sementara sektor migas defisit senilai US$13,72miliar.

Negara penyumbang surplus Indonesia a.l. Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 13,48 miliar, India US$ 10,45 miliar dan Filipina US$ 6,54 miliar. Sementara itu, negara yang menyumbang defisit pada neraca perdagangan RI a.l. China US$ 15,60 miliar, Australia US$ 3,38 miliar dan Thailand US$ 14,11 miliar.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kebanjiran Barang China, Tekor Sampai US$25,7 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular