Mentan Amran Buka Peluang Investasi Kejar Swasembada Gula

Martya Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 31/10/2025 15:25 WIB
Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat konferensi pers di kantornya, Jumat (31/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman membuka peluang investasi bagi pihak swasta untuk mendukung program swasembada gula nasional.

Amran menyebut sektor gula kini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor.


"Ya, dibuka investasi. Kamu mau investasi, aku buka," kata Amran saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (31/10/2025).



Ia menyebut minat investor terhadap sektor gula cukup tinggi. "Oh, banyak yang tertarik. Banyak yang tertarik. Doakan, sekarang, pangan, perkebunan. Gula menjadi prioritas kami salah satunya," ujarnya.


Saat ditanya berapa jumlah investor yang sudah menunjukkan minat, Amran enggan merinci lebih jauh. "Banyak," jawabnya singkat tanpa memberikan angka pasti.


Langkah membuka investasi ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk mencapai swasembada gula, sekaligus memperkuat hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan.


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) juga menekankan pentingnya pengembangan lahan tebu baru untuk mendukung kebijakan pencampuran etanol 10% (E10) pada bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin.


"Kalau solar, kemungkinan kita akhir tahun 2026 nggak impor lagi. Karena B40 sudah bisa jadi B50. Tentu sawitnya harus ditambah tanamannya. Nah sekarang sedang dikaji, ya. Bensin tambahannya itu 10% etanol atau metanol," ujar Zulhas dalam acara Town Hall Meeting Satu Tahun Kemenko Pangan di Jakarta, Selasa (21/10/2025).


Menurut Zulhas, untuk memenuhi kebutuhan etanol E10, Indonesia membutuhkan tambahan sekitar satu juta hektare lahan tebu baru.


"Kalau tambah 10% saja, maka kita perlu sejuta kebun tebu. Dan di mana tanah nanti untuk metanol akan ditanam orang singkong? Nggak akan ada lagi tanah kosong," jelasnya.


Ia juga menilai kebijakan pengembangan industri biofuel ini akan membuka peluang besar bagi petani, terutama petani singkong dan tebu, karena hasil panen mereka akan terserap industri.


"Karena setiap lahan nanti satu hektare bisa memberikan penghasilan Rp80 juta satu tahun. Tanam singkong bisa (dapat) Rp80 juta. Sekarang kenapa nggak bisa? Karena nggak ada yang beli," kata Zulhas.


Dengan dorongan investasi yang kini dibuka oleh Kementerian Pertanian, pemerintah berharap produksi tebu nasional bisa meningkat signifikan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku gula sekaligus mendukung kebijakan energi bersih berbasis etanol.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Swasembada Pangan di Depan Mata, Harga dan Pasokan Terkendali