
BP Taskin Gandeng Amran Berantas Kemiskinan Ekstrem RI, Ini Rencananya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan nol kemiskinan ekstrem di 50 kabupaten melalui sektor pertanian, paling lambat pada tahun 2029, dimulai lewat kerja sama antara Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) dan Kementerian Pertanian (Kementan).
Program ini akan diawali dengan proyek percontohan di 10 kabupaten prioritas, dan kemudian diperluas ke 50 kabupaten melalui pendekatan aglomerasi lintas sektor.
"Kami diterima dengan baik di Kantor Kementerian Pertanian oleh Bapak Menteri Pertanian/Kepala Bapanas, Bapak Amran Sulaiman. Kami membicarakan pengentasan kemiskinan di sektor pertanian," kata Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko saat konferensi pers usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Kementan untuk program pengentasan kemiskinan di sektor pertanian. di kantor Kementan, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Ia menyampaikan, kerja sama ini akan langsung ditindaklanjuti melalui rapat koordinasi antara Kedeputian 1 dan 2 BP Taskin bersama minimal tiga direktorat umum di lingkungan Kementan.
"Dirjen-Dirjen Kementerian Pertanian berhak, bisa diundang rapat oleh BP Taskin. Tugas kami mengirimkan kantong-kantong kemiskinan by name, by address, minimal di tahun ini 10 kabupaten," ujarnya.
Menurut Budiman, data tersebut akan dikaitkan dengan program Kementan di sektor peternakan, ketahanan pangan, hingga perkebunan hortikultura.
"Kami juga sudah membuat skema aglomerasi. Jadi satu kabupaten prioritas akan dikonstruksikan dengan empat kabupaten sekitarnya. Artinya, program 10 kabupaten prioritas akan melibatkan 50 kabupaten," jelasnya.
Adapun skema itu, kata dia, sebelumnya sudah diterapkan di wilayah Cirebon, Indramayu, Kuningan, dan Brebes. Ke depan, model serupa akan berlanjut di Jember, Probolinggo, dan sekitarnya.
"Sesuai pendekatan Pak Amran, program ini holistik, ada pangannya, ada industrinya, ada digitalnya, ada transportasinya, bahkan sekolah rakyat juga kita taruh di titik-titik itu," kata Budiman.
Sementara itu, Menteri Pertanian/ Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem.
"Beliau (Kepala BP Taskin) datang sebagai sahabat saya. Jadi, yang saya ingin sampaikan, Dirjen saya ada lebih dari 10. Itu dirjen Bapak juga. Ini tidak boleh ada ego sektoral. Kalau ada ego sektoral, yang korban adalah rakyat," tegas Amran.
Ia menekankan, program ini harus dijalankan secara cepat dan efisien tanpa kompromi.
"Apa yang bisa dimanfaatkan di sini untuk orang miskin, silahkan optimalkan. Tanpa harus melalui birokrasi yang panjang," ujarnya.
Amran optimistis pilot project atau proyek percontohan di 10 kabupaten prioritas bisa menjadi contoh nasional. Ia pun menuturkan, sebelumnya pernah ada pengalaman menurunkan angka kemiskinan dari 38% menjadi 8% hanya dalam dua tahun melalui pendekatan berdasarkan nama (by name), berdasarkan alamat (by address).
"Contoh nih, ada orang miskin. Dia punya lahan, kita tanami lahannya. Bantu alat mesin pertanian. Kalau lahannya sempit, beri ayam 50 ekor. Dalam waktu 1-2 tahun dia keluar dari kemiskinan. Ini mudah kalau kita kolaborasi," ujar Amran.
Menurutnya, sektor pertanian memegang peranan penting dalam pengentasan kemiskinan karena melibatkan sekitar 60-70% penduduk Indonesia.
"Penduduknya pertanian ini 160 juta. Kalau ini bergerak, dampaknya besar. Seperti Padi, ada peningkatan pendapatan Rp113 triliun karena HPP (harga pokok penjualan) dinaikkan. Nilai tukar petani sekarang naik dari 106, 110, sekarang 124, jauh di atas target," jelasnya.
Target Nol Kemiskinan Ekstrem
Budiman menambahkan, daerah yang dipilih nantinya adalah kabupaten dengan tingkat kemiskinan tinggi dan kepala daerah yang proaktif.
"Rata-rata kemiskinannya 11-15%, masih di atas rata-rata nasional. Presiden targetkan tahun 2029 bisa turun jadi sekitar 4,5-5%. Jadi minimal 40-50% bisa turun," kata Budiman.
Adapun salah satu daerah yang akan masuk dalam program klaster ini adalah Probolinggo, yang termasuk kabupaten termiskin di Jawa Timur. "Kebetulan antara itu, Probolinggo adalah salah satu kabupaten termiskin di Jawa Timur. Dalam klaster itu nanti kita akan memperkenalkannya," ujarnya.
Mengenai target akhirnya, Budiman menyebut nol kemiskinan pada tahun 2029. Namun, ia optimistis perubahan nyata bisa terlihat lebih cepat. "Kalau bisa, paling lambat 2 tahun. Ya kira-kira begitu. Dua tahun bisa," tegasnya.
Amran pun menambahkan, tahap awal program akan segera dimulai setelah koordinasi teknis rampung. "Beliau sudah kerja," ucap Amran menimpali.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mentan Amran Bongkar dan Tunjuk Pelaku yang Bikin Harga Beras Naik
