Internasional

Xi Jinping Datang ke KTT APEC 2025, Temui Khusus 2 Kepala Negara Ini

tfa,  CNBC Indonesia
31 October 2025 11:04
Presiden Tiongkok Xi Jinping tiba untuk menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dan di sela-sela pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, di Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, 30 Oktober 2025. Yonhap via REUTERS
Foto: (via REUTERS/YONHAP NEWS AGENCY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin China Xi Jinping kini berada di Korea Selatan (Korsel) untuk menghadiri KTT APEC. Namun ada yang menarik, ia dijadwalkan bertemu khusus dengan dua pemimpin negara ini.

Siapa?


Xi Jinping diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi. Pertemuan ini menarik karena PM wanita pertama Jepang itu, terkenal merupakan sosok yang anti-China.

Takaichi merupakan pengunjung tetap kuil Yasukuni, simbol penghormatan ke tentara Jepang di jaman perang dunia II (PD2). Dalam pidato kebijakan pertamanya Jumat lalu, ia menyatakan bahwa aktivitas militer China, Korea Utara (Korut), dan Rusia "telah menjadi perhatian serius".

Dalam kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Jepang pekan ini, Takaichi juga sempat berbicara ke mantan pebisnis 79 tahun itu, menyebut negaranya menghadapi bahaya keamanan yang "belum pernah terjadi sebelumnya". Ia mengumumkan bahwa Jepang akan mengalokasikan 2% dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan pada tahun fiskal ini, dua tahun lebih cepat dari jadwal.

Media Jepang mengatakan bahwa Takaichi diharapkan menyampaikan kepada Xi Jinping kekhawatiran serius atas perilaku China, termasuk di sekitar Kepulauan Senkaku, yang dikenal sebagai Kepulauan Diaoyu oleh Beijing.

Ia juga diperkirakan akan mendesak pembebasan dini warga negara Jepang yang ditahan di China dan meminta jaminan keselamatan ekspatriat Jepang di Tirai Bambu.

Pertemuan dengan PM Kanada

Xi Jinping juga dijadwalkan bertemu dengan PM Kanada Mark Carney. Ini merupakan pertemuan pertama mereka sejak Carney, pemimpin Partai Liberal, terpilih pada April.

Perlu diketahui hubungan antara Beijing dan Ottawa membeku pada tahun 2018 setelah penangkapan seorang eksekutif senior telekomunikasi China dengan surat perintah AS di Vancouver. Ini kemudian diikuti penahanan balasan Beijing terhadap dua warga Kanada atas tuduhan spionase.

Hubungan ekonomi dan politik antara China dan Kanada juga semakin menegang. Bahkan ketika kedua negara menjadi sasaran serangan tarif Presiden AS Donald Trump.

Pada bulan Juli, Carney mengumumkan tarif tambahan sebesar 25% untuk impor baja yang mengandung baja yang dilebur dan dituang di China. Bulan berikutnya, China membalas dengan mengumumkan akan mulai mengenakan bea masuk sementara sebesar 75,8% atas impor kanola Kanada, setelah investigasi menghasilkan temuan awal bahwa telah terjadi dumping.

Kanada merupakan salah satu produsen kanola terbesar di dunia, tanaman penghasil minyak yang digunakan untuk membuat minyak goreng, tepung hewan, dan bahan bakar biodiesel. Berbicara di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur sebelumnya, Carney mengatakan bahwa ia dan Xi akan membahas "hubungan komersial mereka, serta evolusi sistem global".


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Sanae Takaichi Resmi Jadi PM Wanita Pertama Jepang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular