Ramai-Ramai Warga Bumi Berburu Emas, Permintaan 3 Bulan Rekor 25 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan emas global melonjak ke level tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal III-2025. Kenaikan terjadi seiring ketidakpastian geopolitik dan lonjakan harga logam mulia tersebut di pasar dunia.

Data Dewan Emas Dunia (World Gold Council/WGC) menunjukkan total permintaan emas naik 3% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 1.313 ton sepanjang Juli-September 2025. Ini merupakan volume tertinggi sejak lembaga itu mulai mencatat data sekitar 25 tahun lalu.

"Berbagai konflik regional, meningkatnya retorika perdagangan, semua berpadu menciptakan atmosfer ketidakpastian yang mendorong permintaan emas," kata analis WGC, Louise Street, dikutip dari AFP, Kamis (30/10/2025).

Kenaikan permintaan ini terutama didorong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral, di tengah perang Rusia-Ukraina dan konflik Israel-Gaza yang membuat investor global mencari aset safe haven. Secara nilai, permintaan emas melonjak 44% yoy menjadi US$146 miliar atau sekitar Rp2.410 triliun.

Namun, lonjakan harga emas juga memicu aksi ambil untung. Setelah menyentuh rekor tertinggi US$4.381,52 per ons (sekitar Rp72,3 juta), harga emas terkoreksi ke kisaran US$4.000 per ons (sekitar Rp66 juta).

"(Penurunan adalah) koreksi yang sehat yang membantu menghilangkan sebagian posisi spekulatif jangka pendek," tambah Street.

Permintaan emas melalui Exchange-Traded Fund (ETF) juga meningkat karena investor memilih instrumen ini untuk berinvestasi tanpa perlu memperdagangkan emas fisik. Namun, di sisi lain, permintaan emas untuk perhiasan justru anjlok 23% menjadi 419,2 ton, terendah sejak kuartal III-2020 ketika pandemi Covid-19 melanda dunia.

Analis menilai gejolak geopolitik yang masih berlangsung, kemungkinan akan terus menjadi katalis bagi harga emas hingga akhir tahun ini. Potensi pemangkasan suku bunga The Fed serta pelemahan dolar AS juga jadi sebab lain.