Kronologi Polisi Gerebek Markas Besar Geng Kriminal, 119 Orang Tewas
Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi di Rio de Janeiro, Brasil, melakukan operasi penggerebekan besar terhadap markas genk kriminal di negara itu. Dilaporkan 119 orang tewas, termasuk 115 tersangka krinimal dan empat petugas polisi.
Bagaimana kronologinya?
Penggerebekan berlangsung Selasa-Rabu, di tengah upaya keras Presiden Luiz InĂ¡cio Lula da Silva untuk membasmi kejahatan terorganisir di negeri itu, sebelum KTT perundingan iklim PBB, COP30, di Amazon. Geng kriminal tersebut diyakini juga terkait peredaran besar-besaran narkoba di Brasil.
"Kita tidak dapat menerima bahwa kejahatan terorganisir terus menghancurkan keluarga, menindas penduduk, dan menyebarkan narkoba serta kekerasan di seluruh kota," tulis Lula di X, dikutip AFP, Kamis (30/10/2025).
"Kita membutuhkan kerja sama terkoordinasi yang menyentuh akar perdagangan narkoba tanpa membahayakan petugas polisi, anak-anak, dan keluarga yang tidak bersalah," tambahnya.
Pakai Helikopter, Lapis Baja dan Drone
Ratusan polisi tersebut dilaporkan beroperasi dengan didukung helikopter, kendaraan lapis baja, dan drone. Mereka dilaporkan menyelinap memasuki basis Comando Vermelho (Komando Merah), kelompok kriminal dan pengedar narkoba tertua dan terkuat di Rio.
Polisi dan tersangka anggota geng saling tembak-menembak saat warga yang ketakutan berhamburan mencari perlindungan. Selagi operasi berlangsung, Comando Vermelho menyita puluhan bus dan menggunakannya untuk membarikade jalan raya utama, serta mengirim drone untuk menyerang polisi dengan bahan peledak.
Kepala polisi menggambarkan penggerebekan terhadap apa yang disebutnya "narkoterorisme" sebagai "keberhasilan" dan mengatakan satu-satunya korban adalah petugas polisi yang tewas. Operasi ini dilakukan setelah lebih dari setahun perencanaan matang.
Polisi juga mengatakan 113 orang telah ditahan. Sementara itu 91 senapan disita, beserta sejumlah besar narkoba.
Foto: REUTERS/Aline Massuca |
Foto: REUTERS/Aline Massuca |
Puluhan Mayat di Hutan
Operasi itu menjadi yang paling berdarah di Brasil. Warga di sebuah komunitas di Rio de Janeiro, melaporkan pemandangan mengerikan setelah penggerebekan terjadi.
Sehari setelah operasi polisi melumpuhkan kota, warga favela Complexo da Penha menemukan puluhan jenazah dari hutan pinggir kota. Termasuk satu jenazah yang dipenggal.
"Mereka menggorok leher anak saya, menggorok lehernya, dan menggantung kepalanya di pohon seperti piala," kata Raquel Tomas, ibu dari remaja berusia 19 tahun yang ditemukan terpenggal.
"Mereka mengeksekusi anak saya tanpa memberinya kesempatan untuk membela diri. Dia dibunuh," tambahnya.
"Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. Selama operasi, polisi seharusnya menjalankan tugasnya, menangkap tersangka, tetapi tidak mengeksekusi mereka."
Pengacara Albino Pereira Neto, yang mewakili tiga keluarga yang kehilangan kerabat, mengatakan bahwa beberapa jenazah memiliki "bekas luka bakar" dan sejumlah korban tewas telah diikat. Beberapa, katanya, dibunuh dengan tangan dingin.
Sementara itu, sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sangat prihatin" dengan jumlah korban. Hal ini disampaikan juru bicaranya, Stephane Dujarric, kepada para wartawan.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pihaknya "mengerikan" dan menyerukan "investigasi cepat". Hakim Agung Alexandre de Moraes memanggil kepala polisi Senin untuk menjelaskan tindakan aparat tersebut.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kronologi & Sebab Los Angeles AS Chaos, Ratusan Orang Ditangkap
Foto: REUTERS/Aline Massuca
Foto: REUTERS/Aline Massuca