
Kupas Tuntas Strategi Menjaga Ekonomi Nasional di Tengah Gejolak Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki 2025, perekonomian Indonesia menghadapi berbagai tantangan berat. Kombinasi atas tekanan global dan domestik membuat ekonomi nasional beberapa kali mengalami gangguan.
Konflik geopolitik global seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta ketegangan di Timur Tengah berdampak pada rantai pasok dan lonjakan harga minyak dunia. Sedangkan di dalam negeri, perlambatan ekonomi dipengaruhi oleh lemahnya sektor manufaktur, meningkatnya PHK, dan daya beli masyarakat yang tertekan.
Berbagai tantangan ini menyebabkan asumsi dasar APBN 2025 meleset. Di sisi lain, kebijakan efisiensi belanja pemerintah belum berdampak optimal bagi pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi moneter, Indonesia sempat mengalami deflasi 0,08% pada Agustus 2025, sebelum akhirnya kembali mencatat inflasi sebesar 0,21% pada September 2025. Nilai tukar rupiah juga masih bergejolak dan berada di level Rp 16.629 per dolar AS pada Kamis (23/10/2025). Padahal, Bank Indonesia (BI) telah melakukan berbagai intervensi, termasuk dengan memangkas suku bunga acuan hingga ke level 4,75%.
Indonesia juga masih menghadapi masalah ketimpangan sosial dan antar wilayah. Hal ini terlihat dari tingkat kemiskinan, pengangguran, disparitas layanan kesehatan, pendidikan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Sebagai contoh, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kemiskinan Indonesia mencapai 23,85 juta orang per Maret 2025. Meski angka kemiskinan secara nasional tersebut merupakan yang terendah selama dua dekade, angka kemiskinan di perkotaan justru mengalami kenaikan 6,66% pada September 2024 menjadi 6,73% pada Maret 2025.
Pemerintah sendiri sebenarnya telah memberikan berbagai program dan stimulus. Namun, efektivitas program dan stimulus ini belum begitu terlihat dan bergantung pada arah kebijakan yang terintegrasi.
Untuk membahas hal tersebut secara mendalam, CNBC Indonesia dengan bangga menghadirkan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2025, INDEF mengangkat tema "Resiliensi Ekonomi Domestik Sebagai Fondasi Menghadapi Gejolak Dunia.
Forum ini akan berfokus pada empat isu utama yang meliputi kedaulatan pangan dan energi, hilirisasi industri & UMKM, penguatan SDM & perlindungan sosial, serta reformasi fiskal, moneter, dan stabilitas keuangan.
Rencananya, acara ini akan dihadiri oleh sejumlah aktor penting seperti Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Rosan Roeslani; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia; Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono; Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan; Menteri Pendidikan Dasar Menengah, Abdul Mu'ti; Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin; dan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.
Bahkan, Presiden Prabowo Subianto dan Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo juga dijadwalkan akan memberikan keynote speech dalam acara ini.
Jadi, jangan lupa saksikan program Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2025, INDEF secara langsung hanya di CNBC Indonesia Televisi dan live streaming di CNBCIndonesia.com.
Pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Prabowo Gelontorkan Rp24,44 T Insentif Pertumbuhan Ekonomi
