Internasional

677 Orang Kabur ke Thailand Usai Tentara Gerebek Pusat Penipuan Online

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 October 2025 14:20
Pusat penipuan Myanmar. (Tangkapan Layar Video AFP/Lillian SUWANRUMPHA, Watsamon TRI-YASAKDA)
Foto: Pusat penipuan Myanmar. (Tangkapan Layar Video AFP/Lillian SUWANRUMPHA, Watsamon TRI-YASAKDA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari 600 orang melarikan diri dari salah satu pusat penipuan daring paling terkenal di Myanmar dan menyeberang ke Thailand setelah militer Myanmar menggerebek kompleks tersebut, Kamis (23/10/2025). Otoritas Thailand kini mengevakuasi ratusan orang itu untuk pemeriksaan status hukum dan kemanusiaan.

"Sebanyak 677 orang melarikan diri dari pusat penipuan yang dikenal sebagai KK Park di seberang Sungai Moei menuju Thailand," kata Sawanit Suriyakul Na Ayutthaya, Wakil Gubernur Provinsi Tak, dikutip AFP.

Ia menambahkan polisi imigrasi dan militer "bekerja sama untuk memberikan bantuan berdasarkan prosedur kemanusiaan".

Kantor Pemerintah Provinsi Tak menyebut kelompok yang melintas terdiri dari warga negara asing, baik pria maupun wanita, dan memperkirakan lebih banyak lagi yang akan menyeberang.

Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon menyebut sekitar 20 warga negara Indonesia (WNI) termasuk di antara mereka yang berhasil melintasi Sungai Moei hingga Rabu malam.

Kompleks KK Park merupakan bagian dari jaringan pusat penipuan daring di sepanjang perbatasan Myanmar yang lemah kendali sejak kudeta 2021. Di lokasi semacam ini, ribuan orang direkrut, sebagian dengan paksaan, untuk menjalankan skema penipuan asmara (love scam) dan bisnis bernilai miliaran dolar.

"Beberapa pekerja diperdagangkan secara paksa, tapi banyak juga yang datang secara sukarela karena tergiur penghasilan besar di industri gelap ini," ujar seorang pengemudi lokal yang enggan disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Investigasi terbaru AFP menunjukkan konstruksi kompleks serupa terus berlanjut, bahkan kini banyak dilengkapi layanan internet Starlink milik Elon Musk untuk memperkuat jaringan operasi penipuan.

Meski militer Myanmar melakukan penindakan, para analis menilai langkah itu lebih bersifat simbolis untuk meredakan tekanan China, yang banyak warganya menjadi korban maupun pelaku penipuan lintas negara.

Menurut laporan PBB, industri penipuan transnasional di Asia Tenggara meraup hingga US$37 miliar atau sekitar Rp600 triliun pada 2023, dengan angka sebenarnya diyakini jauh lebih besar.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Limbah Beracun Tambang Ilegal Tetangga RI, Sebut China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular