Bulog Langkahi Tengkulak, Langsung Beli Gabah ke Petani-Ini Jalurnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Petani kini bisa benar-benar merasakan harga Gabah Kering Panen (GKP) sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Hal ini terjadi karena Perum Bulog memastikan pembelian gabah dilakukan langsung dari petani tanpa melalui tengkulak atau perantara.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan sistem baru ini dibuat agar petani memperoleh harga yang layak dan pembayaran tunai di tempat.
"Mulai dari proses penyerapan gabah di lapangan itu, kita mempermudah kepada para petani. Jadi petani itu nanti kan sudah dikoordinir oleh masing-masing Poktan (kelompok tani). Nah Poktan itu nanti lapor ke PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan)," kata Rizal dalam wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia, dikutip Kamis (23/10/2025).
Menurutnya, komunikasi antara petani dan Bulog kini berlangsung cepat dan transparan melalui sistem digital dan koordinasi langsung di lapangan.
"Nah kita sudah punya grup WhatsApp (WA) gitu biasanya. Petani itu biasa punya grup WA, grup WA-nya dengan PPL, para Babinsa (Bintara Pembina Desa) termasuk dengan teman-teman Bulog yang ada di lapangan. Nanti laporan di grup WA itu. 'Pak, kami desa ini panen hari ini sekian'. Nah dengan itu langsung teman-teman Bulog turun ke lapangan," jelasnya.
Bulog juga telah mengintegrasikan sistem ini ke dalam aplikasi resmi untuk memudahkan pelaporan dan pemantauan kondisi panen. Begitu menerima laporan panen, tim Bulog langsung turun ke lapangan untuk memastikan kondisi padi apakah betul sudah siap panen.
"Nah dicek apakah padi itu betul-betul siap panen atau tidak. Nah nanti dicek sudah oke, siap panen, dipanen," ucap dia.
Proses panen pun kini lebih modern. "Sekarang panen sudah tidak manual lagi pakai arit gitu, tapi sudah pakai combined harvester. Nah itu langsung masuk karung, langsung timbang," tutur Rizal.
Setelah ditimbang, Bulog langsung melakukan pembayaran tunai di lokasi tanpa melalui tengkulak ataupun sistem ijon.
"Timbang, naik kendaraan, langsung cash and carry di tempat. Kita tidak ada lagi yang sifatnya ijon dan lain sebagainya tidak ada, langsung cash and carry," tegasnya.
Ketika ditanya apakah langkah tersebut benar-benar memotong peran tengkulak atau middleman, Rizal menjawab lugas. "Betul. Supaya masyarakat, para petani itu menikmati harga yang Rp6.500 per kg GKP itu minimalnya. Itu yang khusus penyerapan," katanya.
Dalam proses pengangkutan, Bulog juga memberikan dua pilihan bagi petani. "Satu, bisa diangkut sendiri oleh teman-teman petani. Nanti kita bayar biaya pemberangkatannya. Atau yang kedua, kami sendiri yang menyiapkan armadanya, jemput sendiri. Ada dua opsinya," ujar Rizal.
Setelah sampai di gudang, gabah hasil panen langsung masuk ke tahap pengolahan.
"Nanti sampai di gudang, langsung masuk ke dryer. Masuk di dryer, dikeringkan. Atau masuk ke silo dulu sebelum ke dryer. Kalau ada silo-nya. Kalau tidak ada silo-nya, langsung ke dryer," jelasnya.
"Dari dryer langsung ke RMU atau rice milling unit. Setelah rice milling unit baru diolah, kemudian baru jadilah beras," pungkas Rizal.
(dce)