Mentan Amran Mau Cetak Sawah Baru 225 Ribu Hektare Tahun Depan

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Senin, 20/10/2025 18:05 WIB
Foto: Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyampaikan keterangan pers usai rapat kordinasi dengan Direksi Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (13/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana mencetak lahan sawah baru khususnya di kawasan timur Indonesia sebagai langkah menekan harga beras yang masih bertahan tinggi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Senin (20/10/2025) pukul 15.30 WIB, harga beras premium di zona 3 tercatat mencapai Rp18.528 per kilogram (kg) di tingkat konsumen. Padahal, HET beras premium di wilayah tersebut ditetapkan Rp15.800 per kilogram. Terjadi disparitas 17,27% dari HET. Kondisi serupa juga terjadi pada beras medium yang dijual rata-rata Rp16.329 per kg, lebih tinggi dari HET Rp15.500 per kg.

Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman mengatakan, solusi jangka panjang dari mahalnya harga beras di wilayah timur adalah memperkuat produksi lokal dengan mencetak sawah baru.


"Solusi permanen itu gubernurnya sudah datang, cetak sawah. Ada satu gubernur minta 20.000 tahun depan, saya katakan tahun ini pun ada. Tapi mintanya tahun depan, mungkin Januari, itu solusi permanen. Jadi ini adalah semacam ad hoc, sementara," ujar Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Amran menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan agar setiap daerah mencapai kemandirian pangan, sehingga tidak lagi bergantung pada pasokan dari luar wilayah.

"Arahan Bapak Presiden, semua pulau-pulau, swasembada beras, swasembada nantinya minyak goreng, protein, dan seterusnya. Sehingga biaya yang ngangkut itu tidak ditanggung biaya setempat," terang dia.

Amran mencontohkan keberhasilan Kalimantan yang kini telah mandiri pangan setelah sebelumnya bergantung pada pasokan dari Surabaya dan Sulawesi Selatan. Pemerintah kini menargetkan pencetakan sawah baru di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

"Tinggal kami kejar lagi, bangun cetak sawah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Total seluruh Indonesia tahun depan 225.000 hektare bisa jadi bertambah untuk daerah Papua. Tapi daerah khusus yang kita, food estate itu bisa 200.000 hektare tahun depan di Merauke. Jadi totalnya bisa 400.000 hektare," jelasnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut harga beras di zona 1 dan zona 2 relatif stabil, meskipun masih ada satu provinsi di masing-masing zona yang mencatat harga di atas HET. Namun, zona 3 dinilai masih memerlukan perhatian khusus karena faktor logistik yang membuat harga beras lebih mahal.

"Mungkin yang memang perlu kita garap adalah di wilayah zona 3 atau wilayah timur yang memang butuh dukungan untuk masalah biaya logistik agar harga bisa sama," ujar Sigit dalam kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, dari 59 kabupaten yang sempat melaporkan harga beras di atas HET, kini tinggal 20 kabupaten yang masih mencatatkan harga tinggi. Bahkan, terdapat empat kabupaten yang mengalami kenaikan harga, namun masih berada di bawah HET.

"Secara umum, dari laporan 59 kabupaten yang kemarin harganya di atas HET setelah kita lakukan pendalaman, hanya ada 20 kabupaten yang harganya di atas HET. Ada yang naik namun harganya tetap di bawah HET, itu 4 kabupaten," pungkasnya.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Amran Resmi Jabat Kepala Bapanas: Arief Prasetyo Cerdas Luar Biasa