Sempat Stres-Vertigo, Amran Sekarang Bilang Gini Soal Swasembada Beras

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman mengungkapkan tekanan besar yang diterimanya dari Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Amran bercerita, pada hari pertama menjabat, ia langsung dipanggil Presiden Prabowo dan diberi target berat, yakni swasembada dalam waktu 4 tahun.
"Pertama, kami dipanggil menghadap Bapak Presiden. Hari pertama, 'Pak Mentan tolong swasembada empat tahun, sesingkat-singkatnya'," ujar Amran dalam acara HIPMI-Danantara Indonesia Business Forum 2025, Senin (20/10/2025).
Namun, lanjutnya, target itu berubah jauh lebih cepat hanya dalam hitungan minggu.
"Setelah itu, setelah 21 hari beliau ke G20 APEC, beliau pidato swasembada dalam waktu tiga tahun. Jadi baru 21 hari berubah dari empat tahun jadi tiga tahun," kisahnya.
Belum genap dua bulan menjabat, tekanan makin besar datang lagi. "Setelah 45 hari, kami dipanggil ke Istana. 'Pak Mentan bisa nggak satu tahun?'" ucap Amran menirukan perintah Prabowo.
Ia mengaku sempat ingin menolak, namun akhirnya hanya bisa menjawab "siap".
"Kita mau mengatakan tidak, tapi sudah menjadi menteri. Kita mengatakan iya, kita terjebak. Tapi sebagai anak bangsa yang sudah berlayar, pantang kembali ke pantai sebelum sampai ke tujuan. Kami katakan, 'Siap Pak Presiden'," tutur Amran.
![]() Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman bersama Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko saat konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta, Selasa (14/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
Menurutnya, momen paling berat adalah ketika Presiden mengumumkan di sidang kabinet bahwa Indonesia tidak akan impor beras pada 2025.
"Setelah sidang kabinet, kami lewat masjid, lewat belakang, karena tidak ada wartawan di bagian belakang. Kenapa? Karena aku sulit menjawab pertanyaan wartawan pada saat itu," ujarnya jujur.
Namun kini, Amran bersyukur target besar itu mulai menunjukkan hasil nyata. "Alhamdulillah, sekarang ini cerita singkat perjalanan panjang. Sekarang stok kita terbesar sepanjang merdeka," katanya.
Ia menegaskan, keberhasilan ini adalah hasil gagasan besar Presiden Prabowo. "Presiden kita luar biasa, beliau yang punya gagasan luar biasa. Kami hanya membantu, kami menjalankan perintah Bapak Presiden yang tekanannya luar biasa. Dari empat tahun, tiga tahun, menjadi satu tahun," ucapnya.
Amran lalu menyampaikan pesan motivasi. Di mana menurutnya, orang yang sukses adalah orang yang mendapat tekanan kuat dan bisa lolos dari tekanan itu. "Dia menjadi petarung, dia mental baja," lanjut dia.
Ia bahkan mengibaratkan tekanan itu seperti proses terbentuknya berlian. "Yang mendapat tekanan tertinggi adalah berlian. Dia titik didihnya 3.500 derajat celcius, mendapatkan tekanan luar biasa di perut bumi, diperebutkan manusia. Anda mau jadi berlian, atau jadi lumpur? Kalau lumpur, dibersihkan dan dibuang. Tapi berlian, semua mencari," kata Amran.
Adapun tekanan berat itu sempat membuatnya jatuh sakit. "Jujur, kami vertigo, kami sakit. H-2 Ramadan kami jatuh, tujuh jam dirawat, baru bisa bangun. Stres. Tapi itu awal dari kebangkitan," tuturnya.
Meski begitu, kerja keras itu akhirnya membuahkan pengakuan dunia. "Alhamdulillah setelah itu kita diakui dunia. Minggu ini kami terima kunjungan Menteri Brasil. Kita diakui oleh FAO, minggu lalu kita diberi penghargaan, kita nomor dua kenaikan produksi dunia. Brasil nomor satu, insyaallah tahun depan Indonesia posisi nomor satu dunia," ujar Amran.
Ia juga mengutip data dari Amerika Serikat yang menempatkan Indonesia dalam proyeksi surplus beras.
"AS, dari USDA Rice data bulan April, sudah beritahu dunia bahwa Indonesia produksinya surplus luar biasa. Menurut USDA Rice Outlook, Indonesia menempati proyeksi angka 34,6 juta ton. Sekarang 33,1 juta ton, perkiraan 1,3 juta ton lagi sebulan ke depan," jelasnya.
"AS sudah tahu proyeksi produksi beras dunia, dia pantau pakai satelit. Doakan sebentar lagi, tinggal dua bulan. Tapi kami yakin, hampir pasti, Indonesia swasembada dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," tegasnya.
Menutup ceritanya, Amran menyampaikan keyakinan penuh terhadap target besar itu. Bahkan ia mengibaratkan swasembada pangan semudah membalikkan telapak tangan.
"Swasembada mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Tapi orang pesimis mengatakan tidak semudah membalikkan telapak tangan," pungkasnya.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amran Minta Anggaran Kementan 2026 Ditambah Jadi Rp 44,4 T, untuk Apa?
