Beras Oplosan Rugikan Masyarakat Rp 99 T, Begini Hitungan Mentan Amran

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
16 July 2025 17:05
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat ditemui usai rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/7/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat ditemui usai rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/7/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan dasar perhitungan potensi kerugian masyarakat akibat temuan beras oplosan yang nilainya mencapai Rp99 triliun. Nilai tersebut didasarkan pada hasil pengawasan di 10 provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia.

"Jadi ini kan kita mengambil sampel di 10 provinsi produsen beras terbesar seluruh Indonesia. Ini kita mengambil sampel 268, dari 268 ada 212 tidak sesuai dengan mutu, harga, kemudian volume," kata Amran saat ditemui usai rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Dari temuan tersebut, Amran memperkirakan kerugian masyarakat akibat perbedaan mutu dan harga yang tidak sesuai label mencapai hampir Rp100 triliun per tahun.

"Nah kemudian kita estimasi potensi kerugian masyarakat itu Rp99 triliun, hampir Rp100 triliun. Itu kalau satu tahun. Kalau terjadi dua atau tiga tahun, Anda bisa hitung sendiri. Kalau kita estimasi katakanlah satu, dua tahun, apalagi lima tahun, itu berarti lebih besar lagi," jelasnya.

Ia menegaskan, kerugian ini timbul karena konsumen membeli beras berlabel premium atau medium, namun isinya tidak sesuai, bahkan banyak yang berasal dari beras curah dengan mutu lebih rendah.

"Tetapi yang jelas merugikan masyarakat karena mereknya medium, mereknya premium, tapi isinya bukan premium, bukan medium. Itu adalah sebagian beras curah," ucap Amran.

Amran memberikan ilustrasi sederhana terkait cara menghitung potensi kerugiannya.

"Sederhananya gini, kalau beras biasa harganya Rp12.000-Rp13.000 (per kg), terus dijual Rp15.000 (per kg), merugi nggak konsumen? Rugi kan, dikali Rp3.000-Rp4.000 per total. Itu data kita dikali nilainya yang ditemukan, potensi kerugian Rp99 triliun," bebernya.

Untuk memastikan keakuratan data, Kementerian Pertanian menggunakan 13 laboratorium resmi yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasil temuan ini juga sudah dilaporkan ke penegak hukum.

"Sekarang ini kami sudah menyurat ke Bapak Kapolri, juga menyurat ke Bapak Jaksa Agung, memberikan data-data ini. Dan kami gunakan 13 lab di seluruh Indonesia supaya betul-betul hasilnya akurat," pungkas Amran.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beredar Beras Oplosan Bikin Rugi Rp 99 T, Cek Aturan Standar Mutu RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular