KAI Respons KDM Mau Hidupkan Lagi Jalur KA Mati Cipatat-Padalarang

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 15/10/2025 13:55 WIB
Foto: Penampakan Rel Mati Cipatat-Padalarang yang Mau Dihidupkan Dedi Mulyadi. (Dok. KAI Daop 2)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional (Daop) 2 Bandung (PT KAI) buka suara soal rencana reaktivasi jalur kereta api (KA) Cipatat-Padalarang yang saat ini statusnya masih nonaktif.

Manajer Humas KAI Daop 2 Bandunf, Kuswardojo mengatakan pihaknya menyambut baik rencana reaktivasi jalur KA Cipatat-Padalarang yang merupakan bagian dari jalur KA Bogor-Sukabumi-Bandung. Tetapi pihaknya belum dapat memastikan kapan reaktivasi tersebut dimulai.

"Kalau soal reaktivasi itu ada pada ranahnya pemerintah, dalam hal ini DJKA (Direktorat Jendral Perkeretaapian) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sejauh ini, belum ada detail terkait rencana reaktivasi tersebut," kata Kuswardojo saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (14/10/2025).


Meski begitu, KAI Daop 2 Bandung tetap menyambut baik rencana reaktivasi tersebut. Apalagi, jalur KA Cipatat-Padalarang sangat ditunggu oleh masyarakat untuk dihidupkan lagi.

"Tapi, KAI sebagai operator, dalam hal ini KAI Daop 2 Bandung, akan siap mengoperasikan jika nantinya reaktivasi sudah selesai dilakukan," jelasnya.

Jalur Cipatat-Padalarang merupakan jalur lintas selatan Jawa yang menjadi bagian dari jalur KA Bogor-Sukabumi-Bandung. Bahkan, jalur ini menjadi bagian dari jalur pertama dari Jakarta menuju Bandung, sebelum tergantikan oleh jalur KA Jakarta-Bandung via Cikampek-Purwakarta.

Meski begitu, jalur Bogor-Sukabumi-Bandung sempat mati suri di 2013. Pada tahun yang sama, sejatinya jalur Bogor-Sukabumi, bahkan hingga Cianjur kembali aktif dengan menggunakan KA Pangrango atau Siliwangi.

Kemudian di September 2020, jalur Cianjur-Cipatat kembali aktif dengan ditandainya pengoperasian KA Siliwangi rute Sukabumi-Cianjur-Cipatat. Sedangkan KA Pangrango menjadi Bogor-Sukabumi.

Rencananya, KA Siliwangi bakal diteruskan hingga Stasiun Padalarang. Namun karena alasan gradien yang sangat curam dan rawan longsor di jalur Cipatat-Padalarang, hingga kini, jalur tersebut masih belum aktif kembali dan para penumpang KA Siliwangi harus berakhir di Stasiun Cipatat. Untuk meneruskan perjalanan menuju Stasiun Padalarang, penumpang harus menggunakan transportasi lain menuju stasiun tersebut, seperti angkot, ojek, atau bus lintas Sukabumi-Bandung.

Tentunya, reaktivasi jalur Cipatat-Padalarang ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat, karena lalu lintas di sekitar Padalarang sudah cukup padat hingga seringkali kemacetan terjadi.

Banyak hal disebut-disebut menjadi alasan jalur ini ditutup. Alasan yang paling sering disebut adalah gradien yang curam dan radius lengkung yang kecil/tajam.

Dilansir dari dokumen Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) di Jawa Tahun 2025, radius lengkung minimum di jalur Cipatat-Padalarang adalah 150 meter, sama dengan beberapa petak jalan lain di Daop 2 Bandung, seperti Nagreg-Lebakjero dan Bumiwaluya-Cipeundeuy.

Sementara itu, lereng penentu curam berada di petak Padalarang-Tagogapu, yakni sebesar 40 per mil. Angka ini lebih besar dibanding semua jalur lintas pegunungan di Daop 2, bahkan lebih curam dibandingkan petak Nagreg-Lebakjero yang terkenal karena seringnya lokomotif kereta api selip ketika melalui petak ini.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi meminta kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen untuk mempercepat reaktivasi beberapa jalur KA di Jawa Barat yang kini telah nonaktif, terutama di wilayah Bandung Raya, di mana salah satunya yakni Cipatat-Padalarang.

Hal ini diungkapnya saat melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi pada Jumat (3/10/2025) lalu.

"Pemprov Jabar memiliki komitmen mempercepat pembangunan infrastruktur, khususnya mereaktivasi kereta api," kata Dedi Mulyadi dalam keterangannya di Bandung, Jumat (10/10/2025).


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemerintah Alokasikan Rp 170,1 T Untuk Infrastruktur 2026