Terungkap! 9 Sektor Usaha Dibuka Lebar Buat Investor Demi Ekonomi 8%

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
Senin, 13/10/2025 16:00 WIB
Foto: Ibu Kota Nusantara. (Instagram/ikn_id)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah membutuhkan investasi Rp 13.032,79 triliun untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 sesuai target Presiden Prabowo Subianto. Setidaknya, terdapat sembilan sektor industri dan proyek yang dibidik menjadi penopang pertumbuhan investasi itu.

Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Tirta Nugraha Mursitama mengatakan, target nilai investasi itu telah dirancang tumbuh bertahap tiap tahunnya sejak 2025, dengan target pertumbuhan ekonomi 5,3% 2025, 6,30% pada 2026, 7,50% 2027, 7,70% pada 2028, dan 8% pada 2029.

Pada tahun ini, target investasinya Rp 1.905,6 triliun, dan 2026 menjadi Rp 2.175,26 triliun atau tumbuh 14,2%. Pada 2027, nilainya menjadi Rp 2.567,47 triliun atau meningkat 18%, 2028 Rp 2.969,64 triliun atau naik 15,7%, dan pada 2029 menjadi Rp 3.414,82 triliun dengan pertumbuhan 15%.


"Maka, untuk mencapai target 8%, kita harus mampu menarik investasi dengan realisasi lebih dari Rp 13.000 triliun," kata Tirta dalam agenda diskusi FPCI dengan tema APEC at the Crossroads: Building Bridges for Regional Growth di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Dengan target pertumbuhan investasi yang terus membesar itu, Tirta mengatakan, pemerintah telah menggariskan peta jalan sektor industri dan beberapa proyek prioritas yang mampu menopang realisasi investasi tumbuh tinggi dan berkelanjutan tiap tahunnya.

Pertama, ialah investasi di sektor energi baru dan terbarukan. Potensi investasi di sektor itu kata Tirta mencapai 3.687 gigawatt karena yang terealisasi saat ini dari kebutuhan EBT Indonesia sebesar 13,1 gigawatt. Ini terdiri dari sektor energi hidro yang membutuhkan investasi terpasang 95 gigawatt, solar 3.294 gigawatt, bioenergi 57 gigawatt, anging 155 gigawatt, geothermal 23 gigawatt, dan tidal 63 gigawatt.

Kedua, ialah sektor industri hilirisasi atau downstreaming industry dengan kebutuhan investasi 28 komoditas periode 2023-2040 se nilai US$ 618 miliar atau setara Rp 10.251,01 triliun. Terdiri dari komoditas nikel, copper, bauxite, tin, petrochemical, fertilizer, CPO, sugarcane, seaweed, oleochemical, bio solar, dan bioetanol.

Ketiga, kebutuhan investasi di sektor industri yang terkait dengan ketahanan pangan. Di antaranya untuk pembangunan rice estate di Merauke, Papua Selatan, hingga sugar dan bioetanol yang juga berlokasi di Merauke.

Keempat, terkait dengan sektor industri semiconductor karena ketersediaan bahan baku yang melimpah di Indonesia untuk sektor industri tersebut, di antaranya silica, gallium, copper, bauxite, dan emas.

Kelima, sektor industri yang terkait dengan ekonomi digital dan pusat data. Ini karena pasar ekonomi digital Indonesia pemerintah perkirakan akan terus tumbuh tinggi hingga ke level 5,9% pada periode 2024-2029 dengan nilai mencapai US$ 210-360 miliar.

Keenam, sektor industri manufaktur berorientasi ekspor yang mampu membantu Indonesia untuk masuk ke rantai pasokan global.

Ketujuh, berkaitan dengan industri kesehatan atau healthcare, seperti industri pharmaceutical, alat medis, dan layanan kesehatan. Sektor ini pemerintah anggap bisa menopang investasi ke depan karena telah terbukanya kawasan ekonomi khusus di sektor kesehatan di Sanur, Bali.

Kedelapan, ialah proyek Ibu Kota Nusantara atau IKN. Melalui pembangunan calon ibu kota baru pengganti DKI Jakarta itu, pemerintah memperkirakan akan banyak investasi yang masuk ke Indonesia, karena kebutuhan pembangunan perumahan, gedung-gedung pendidikan, rumah sakit, hingga hotel. Pemerintah pun telah memberikan insentif berupa tax holiday selam 30 tahun bagi investor yang ingin mengembangkan IKN, kemudahan perizinan, hingga HGU 95 tahun yang dapat terus diperpanjang.

Kesembilan, atau sektor terakhir yang diandalkan menjadi penopang pertumbuhan investasi ialah sektor pendidikan dan vokasi. Targetnya, investasi mulai dari pendidikan tingkat pendidikan anak usia pra sekolah hingga ke tahap universitas. Insentif yang disediakan untuk menarik investasi di sektor ini di antaranya super deduction tax 200%, dan kawasan ekonomi khusus pendidikan di BSD, Banten.

"Jadi kita sudah memiliki roadmap-nya, dan juga insentif yang disiapkan bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya," ujar Tirta.


(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Pompa RI Hadapi Kendala Sertifikasi & Impor China