Internasional

Israel Tarik Pasukan dari Gaza, Gencatan Senjata Palestina Dimulai

Lucky Leonard Leatemia & Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 October 2025 20:30
Asap mengepul dari Gaza, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas menyepakati fase pertama gencatan senjata di Gaza, seperti yang terlihat dari sisi perbatasan Israel dengan Gaza, 9 Oktober 2025. REUTERS/Ammar Awad
Foto: REUTERS/Ammar Awad

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabinet Israel telah meratifikasi kerangka perjanjian gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan Hamas pada Jumat dini hari (10/10/2025). Hal ini menandai langkah terbesar untuk mengakhiri perang dua tahun di Gaza.


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, melalui akun X berbahasa Inggrisnya, mengonfirmasi persetujuan tersebut. Sebagai tindak lanjut dari persetujuan ini, pasukan Israel dilaporkan mulai menarik diri dari beberapa posisi di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan, termasuk di Khan Younis dan kamp Nusseirat.


"Pemerintah baru saja menyetujui kerangka kerja untuk pembebasan semua sandera - yang masih hidup dan yang telah meninggal," tulis akun Netanyahu.


Perjanjian ini merupakan fase pertama dari inisiatif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang bertujuan untuk menangguhkan permusuhan dalam waktu 24 jam dan membebaskan sandera Israel dalam waktu 72 jam setelah itu. Laporan Reuters menyebutkan, penarikan pasukan Israel terjadi di beberapa lokasi seperti Khan Younis di Gaza selatan dan kamp Nusseirat di pusat wilayah kantong tersebut.


Kesepakatan ini secara luas digambarkan sebagai pencapaian diplomatik utama bagi Presiden Trump. Perang selama dua tahun ini telah memperdalam isolasi internasional Israel dan menguji hubungan AS-Israel.


Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Israel setuju untuk membebaskan tawanan Palestina sebagai imbalan atas kembalinya semua sandera Israel yang disita Hamas dalam serangan mematikan pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas dua tahun lalu menewaskan 1.200 orang dan menawan 251 sandera. Di sisi lain, lebih dari 67.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak saat itu.


Untuk memastikan stabilitas, Amerika Serikat akan mengerahkan 200 personel militer sebagai bagian dari satuan tugas gabungan untuk Gaza. Inti dari satuan tugas ini akan mencakup personel dari Mesir, Qatar, Turki, dan kemungkinan Uni Emirat Arab.


Hamas telah menyatakan bahwa pemimpin Gaza mereka telah menerima jaminan dari AS dan mediator lainnya bahwa perang telah berakhir. Dengan dimulainya kesepakatan, truk yang membawa makanan dan bantuan medis juga akan mulai membanjiri Gaza.


Meskipun kesepakatan telah diratifikasi, beberapa tantangan besar masih membayangi implementasi penuhnya. Pihak-pihak terkait belum mempublikasikan daftar tawanan Palestina yang akan dibebaskan.


Selain itu, langkah-langkah lanjutan dalam rencana 20 poin Trump masih perlu disepakati, termasuk bagaimana Jalur Gaza yang hancur akan diatur setelah pertempuran berakhir dan nasib akhir Hamas.
Presiden Trump sendiri mengatakan ia akan menuju ke wilayah tersebut pada Minggu untuk kemungkinan menghadiri upacara penandatanganan di Mesir.


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditekan Dunia-Diserang Sekutu, Netanyahu Akhirnya Mau Gencatan Senjata

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular