
Dampak Tarif AS Masih Gelap, IMF Beri Catatan Ini untuk Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan dampak dari kebijakan tarif resiprokal yang dikenakan Amerika Serikat kepada negara-negara yang mencatatkan surplus dagang terhadap Negeri Paman Sam ini masih belum sepenuhnya terlihat.
Pernyataan ini diungkapkan oleh Managing Director IMF Kristalina Georgieva saat berbicara di Milken Institute, Washington, Rabu (8/10/2025), jelang World Bank - IMF Annual Meeting pada 12-19 October 2025.
Menurut Georgieva, tarif tersebut berdampak pada penurunan margin di AS. Hal ini diperkirakan dapat mendorong lebih banyak alih beban harga yang berpotensi meningkatkan inflasi.
Sementara itu, di sisi negara lain, risiko banjir barang yang semula ditujukan untuk pasar AS dapat memicu gelombang kedua kenaikan tarif.
"Perdagangan dunia memang beriak tetapi masih mengalir seperti air, tidak mudah untuk dihentikan. Untuk saat ini, sebagian besar perdagangan dunia masih mengikuti aturan," ujar Kristalina.
Maka dari itu, IMF mendorong para pembuat kebijakan di berbagai negara untuk mempertahankan kondisi tersebut dan menjaga perdagangan tetap menjadi mesin pertumbuhan.
"Kami di IMF mendesak para pembuat kebijakan dunia: mohon pertahankan seperti ini; pertahankan perdagangan sebagai mesin pertumbuhan," ujarnya.
Adapun tren kondisi keuangan yang longgar seperti penurunan suku bunga di berbagai negara dinilai mampu menutupi pelemahan ekonomi termasuk penciptaan lapangan pekerjaan. Kendati demikian, IMF mengingatkan secara historis kondisi tersebut dapat berubah dengan cepat.
"Valuasi saat ini sedang menuju ke level yang kita lihat selama optimisme tentang internet 25 tahun yang lalu. Jika koreksi tajam terjadi, kondisi keuangan yang lebih ketat dapat menghambat pertumbuhan dunia, mengekspos kerentanan, dan membuat kehidupan menjadi sangat sulit bagi negara-negara berkemban," ujarnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Kedatangan Tamu dari IMF, Ini Sosoknya!
