Produksi Minyak RI Ditargetkan Capai 900 Ribu-1 Juta Barel Tahun 2029
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan produksi minyak nasional hingga mencapai 900 ribu sampai 1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2029, atau di ujung masa pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan langkah ini menjadi prioritas pemerintah untuk menekan ketergantungan terhadap impor minyak yang saat ini masih tinggi. Pemerintah sudah menyiapkan rencana jangka menengah untuk mengembalikan kapasitas produksi nasional ke level yang lebih ideal
"Kita menargetkan pada tahun 2029 yang akan datang, tingkat produksi kita kembali berkisar antara 900 ribu sampai dengan 1 juta bph. Ini kita sudah lakukan pemetaan untuk produksi minyak bumi," ujarnya pada acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, Rabu (8/10/2025).
Indonesia pernah memproduksi minyak hingga 1,6 juta barel per hari (bph) pada tahun 1997 silam. Padahal konsumsinya pada saat itu hanya 600 ribu bph. Saat ini kondisi berputar arah, Indonesia harus mengimpor minyak untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Untuk mencapai target itu, Kementerian ESDM melakukan langkah-langkah strategis, mulai dari pemetaan ulang hingga optimalisasi wilayah kerja kontraktor kontrak kerja sama (K3S).
"Kita melakukan pemetaan terhadap existing perusahaan K3S di dalam negeri, bagaimana mereka bisa meningkatkan tingkat produksi kembali," bebernya.
Selain mengoptimalkan wilayah kerja yang sudah ada, ESDM juga membuka peluang bagi investasi baru di sektor hulu migas.
"Berdasarkan wilayah kerja yang mereka miliki, kemudian yang kedua dengan adanya perkembangan teknologi, kemudian itu juga dengan kita mencoba untuk menawarkan wilayah kerja baru kepada pelaku usaha, ini kita kemungkinan bisa untuk meningkatkan produksi kembali," kata Yuliot.
Selain fokus pada peningkatan produksi, pemerintah juga memperkuat pemanfaatan gas bumi dan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi domestik. Salah satunya melalui pemanfaatan gas dalam negeri untuk industri dan masyarakat, serta pembangunan jaringan gas rumah tangga.
"Ketersediaan gas di dalam negeri ini bagaimana kita juga bisa memanfaatkan secara maksimal. Yang pertama untuk kebutuhan industri di dalam negeri, dan yang kemudian bagaimana juga untuk kebutuhan masyarakat," jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya terus mendorong pengembangan energi terbarukan berbasis bioenergi. Salah satunya adalah program biodiesel yang sudah diimplementasikan sebagai campuran BBM hingga 40% (B40) pada tahun ini. Menurutnya, langkah ini diiringi dengan penguatan industri hulu agar bahan baku biodiesel dapat dipenuhi dari dalam negeri.
"Tahun depan kita berusaha untuk meningkatkan kembali program biodieselnya menjadi B50," ungkapnya.
Upaya lain adalah percepatan ekosistem kendaraan listrik nasional. Dia menilai, dengan adanya ekosistem kendaraan listrik yang dikembangkan di dalam negeri, hal itu juga akan berdampak terhadap penurunan konsumsi minyak bumi di dalam negeri.
(pgr/pgr)