
RI Impor 1 Juta Barel, ESDM Siapkan Jurus Ini Pompa Produksi Minyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak menampik, bahwa kondisi produksi minyak nasional saat ini terus mengalami penurunan. Imbasnya, Indonesia harus mengimpor sekitar 1 juta barel minyak per hari untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan bahkan Indonesia pernah memproduksi minyak hingga 1,6 juta barel per hari (bph) pada tahun 1997 silam. Padahal konsumsinya pada saat itu hanya 600 ribu bph.
Saat ini kondisi berputar arah, Indonesia harus mengimpor minyak untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Saat ini tingkat produksi kita itu adalah sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan kita 1,5 juta sampai dengan 1,6 juta barel per hari," jelas Yuliot pada acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, Rabu (8/10/2025).
Untuk membalik keadaan tersebut, Kementerian ESDM saat ini tengah fokus meningkatkan produksi minyak dalam negeri. "Kita melakukan pemetaan terhadap existing perusahaan K3S di dalam negeri, bagaimana mereka bisa meningkatkan tingkat produksi kembali," imbuhnya.
Selain mengoptimalkan wilayah kerja yang sudah ada, pemerintah juga menyiapkan penawaran wilayah kerja baru bagi pelaku usaha, memanfaatkan kemajuan teknologi eksplorasi dan produksi migas.
Yuliot menegaskan, target pemerintah adalah menaikkan produksi nasional hingga mendekati 1 juta barel per hari dalam beberapa tahun ke depan.
"Kita menargetkan pada tahun 2029 yang akan datang, tingkat produksi kita kembali berkisar antara 900 ribu sampai dengan 1 juta barel per hari," ujarnya.
Selain fokus pada peningkatan produksi minyak, pemerintah juga memperkuat strategi diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak bumi. Salah satunya melalui pemanfaatan gas dalam negeri untuk industri dan masyarakat, serta pembangunan jaringan gas rumah tangga.
"Ini merupakan bagian pemenuhan kebutuhan di dalam negeri," tambahnya.
Lebih lanjut, pihaknya terus mendorong pengembangan energi terbarukan berbasis bioenergi. Salah satunya adalah program biodiesel yang sudah diimplementasikan sebagai campuran BBM hingga 40% (B40) pada tahun ini. Menurutnya, langkah ini diiringi dengan penguatan industri hulu agar bahan baku biodiesel dapat dipenuhi dari dalam negeri.
"Tahun depan kita berusaha untuk meningkatkan kembali program biodieselnya menjadi B50," ungkapnya.
Upaya lain adalah percepatan ekosistem kendaraan listrik nasional. Dia menilai, dengan adanya ekosistem kendaraan listrik yang dikembangkan di dalam negeri, hal itu juga akan berdampak terhadap penurunan konsumsi minyak bumi di dalam negeri.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Buka Suara Tantangan Nambah Impor Migas dari AS
