
Alasan Purbaya Pilih Simpan Duit Negara di Bank Jakarta & Bank Jatim

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana menempatkan saldo anggaran lebih (SAL) yang nganggur di Bank Indonesia (BI) di bank pembangunan daerah (BPD). Ada dua bank yang disasar Purbaya, yakni Bank Jatim dan Bank Jakarta.
Menurut Purbaya, permintaan ini datang dari masing-masing BPD tersebut. BPD, lanjut Purbaya, tertarik menerima penempatan ini karena bunga penempatannya rendah, yakni 3,7-3,8% per Juni.
"Saya udah ngomong ke banknya di Jawa Timur (Bank Jatim), dia minta. Jadi mereka minta dana-nya. (Bank Jakarta) DKI juga minta, kalau bisa ditambah ini. Karena bunga kita kan 80% dari sebuah bunga acuan kan. Sekarang 3,7%-3,8% lah. Lebih murah dibanding pasar," ungkap Purbaya saat ditemui di Kantor Pusat Kemenkeu Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Dua bank ini dipilih Purbaya karena modal bank kuat dan dukungannya kuat, yakni dari pemerintah daerah masing-masing.
"Saya lihat yang di mana kuat dan fondasi backing di belakangnya kuat. Ini kan kalau Bank Jakarta, DKI kuat, kan anggarannya banyak. Jawa Timur juga sama, kuat, anggarannya cukup. Jadi kalau dikasih beberapa triliun aja saya nggak bahaya," paparnya.
Dalam kesempatan ini, Purbaya menegaskan bahwa penempatan SAL di bank BUMD tidak akan mengganggu likuiditas Bank Indonesia, terutama dalam mengambil kebijakan moneter dan stabilitas rupiah.
Purbaya menjelaskan sumber likuiditas BI tidak hanya dari SAL pemerintah. BI bisa menerbitkan SRBI dan menyerap likuiditas dari pasar.
"Sama saja kan? Jadi tidak akan mengganggu bank sentral. Ini saya enggak mencampuri kebijakan moneter ya. Ini cuma uang fiskal ditaruh di tempat yang lain saja," tegas Purbaya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gelar Senam Lansia, Bank Jatim Kolaborasi dengan Pemkot Surabaya
