Bauran Listrik EBT Belum Sesuai Target, Ini Penyebabnya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 07/10/2025 12:50 WIB
Foto: PLN sepakat dengan Elsewedy Electric, perusahaan listrik asal Mesir, untuk mengembangkan teknologi smart grid yang bisa mengintegrasikan sistem kelistrikan, menghubungkan sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) ke pusat beban listrik dan menjadi solusi intermitensi pada pembangkit listrik EBT, seperti angin dan surya, di sela-sela COP28 Dubai, Minggu (03/12/2023). (Dok. PT PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan alasan dibalik pengembangan bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia yang masih belum sesuai target. Terutama pada tahun 2025, di mana target EBT yang dicanangkan sebesar 23% belum tercapai.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan persoalan utama yang menghambat pencapaian target tersebut adalah keterlambatan pembangunan jaringan listrik.

Menurut dia, pembangunan jaringan listrik yang terkoneksi secara digital atau smart grid cukup penting direalisasikan. Hal ini untuk mengakomodir kapasitas pembangkit listrik berbasis dari EBT.


"Pada zaman bapak pemerintah waktu itu saya masih ingat Pak SBY 23% di tahun 2025 dicanangkan. Jadi energy mix kita 23%. Nah ini belum bisa tercapai karena masalah transmisi," kata Eniya dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2025, dikutip Selasa (7/10/2025).

Oleh sebab itu, pemerintah saat ini tengah memperkuat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) agar pembangunan infrastruktur kelistrikan selaras dengan pengembangan energi terbarukan.

Ia pun mengatakan dalam roadmap ketenagalistrikan nasional hingga tahun 2060, seluruh sumber energi baru terbarukan sudah dimasukkan ke dalam perencanaan. Mulai dari nuklir, hidrogen, amonia, dan energi laut.

"Jadi target kita 1 gigawatt sampai dengan 2060 ini sudah masuk di perencanaan. Sehingga kita akan mendapatkan porsi energy mix itu tahun 2060 70%. Perhitungan kita di 70% renewable energy mix nya," ujarnya.

Eniya mencatat, sampai pada Semester I-2025 ini, bauran EBT sudah mencapai 16%.  "Renewable energy di dalam energy mix total kita, 16%. Jadi 23 persen belum tercapai tetapi Alhamdulillah dalam 1 tahun ini bisa naik 2 digit," kata Eniya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Sebut Transformasi Menuju Energi Hijau Adalah Penipuan