RI Bangun Pembangkit Hijau Besar-besaran, Begini Optimisme ESDM

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
08 July 2025 11:40
Top! ESDM Targetkan Investasi EBT Rp1.682 Triliun Dalam 10 Tahun (CNBC Indonesia TV)
Foto: Top! ESDM Targetkan Investasi EBT Rp1.682 Triliun Dalam 10 Tahun (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia terus menambah kapasitas pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan. Gak tanggung-tanggung, dalam waktu 10 tahun ke depan, pembangkit berbasis EBT ini akan bertambah hingga 42,6 Giga Watt (GW) dan mendominasi bauran EBT hingga 61%.

Adapun jumlah pembangkit itu masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyebutkan dominasi tambahan EBT hingga 10 tahun mendatang itu akan menambah optimisme bagi Indonesia.

Apalagi, saat ini di tengah Dunia yang sedang menuju pada transisi energi, pertumbuhan energi hijau di dunia sudah mencapai dua kali lipat. Hal ini, kata Eniya, membuktikan, bahwa pasar EBT di banyak negara sudah berkembang.

"Jadi, ada pertumbuhan investasi untuk energi hijau itu dua kali lipat. Dan ini merupakan pertanda bahwa memang dunia market sudah mulai driven oleh energi hijau," kata Eniya kepada CNBC Indonesia dalam program Economic Update, Selasa (8/7/2025).

Nah, demi mengerek besar-besaran pembangkit EBT, pemerintah bahkan mengurangi porsi gas dalam pemakaian pembangkit. Eniya bilang, gas akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Dengan begitu akan ada keseimbangan di samping digenjotnya sumber EBT dalam negeri. "Di RUPTL, sedikit diturunkan lalu digunakan tambahan-tambahan termasuk energi baru terbarukan dan baterai," katanya.

Masifnya tambahan EBT di Tanah Air, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai 8% tahun 2029 mendatang.

Asal tahu saja, dalam RUPTL 2025-2034 tercatat rencana total penambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 69,5 GW sampai 2034, sebesar 42,6 GW atau 61% akan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT, dan 10,3 GW atau 15% dari sistem penyimpanan (storage).

Adapun, dari seluruh jenis pembangkit EBT, sumber energi surya memiliki porsi yang cukup besar yakni 17,1 GW. Kemudian, disusul oleh Air sebesar 11,7 GW, Angin sebesar 7,2 GW, Panas bumi sebesar 5,2 GW, Bioenergi sebesar 0,9 GW, dan Nuklir sebesar 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Trump Tarik AS Dari Perjanjian Paris, EBT RI Kena Getahnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular