
Video: Trump Tarik AS Dari Perjanjian Paris, EBT RI Kena Getahnya?
Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden AS, Donald Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif setelah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025. Salah satunya mengeluarkan AS dari perjanjian iklim Paris atau Paris Agreement yang berisi kesepakatan tentang upaya menekan pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius guna menghindari dampak efek perubahan iklim global.
Ketua III Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Widi Pancono menyebutkan kebijakan Presiden AS ini tidak berdampak besar terhadap upaya mengurangi pemanasan global dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) hanya dikisaran 1%-2%.
Indonesia Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru menargetkan pengurangan emisi menjadi 31,89% di tahun 2030 mendatang sementara jika didukung internasional maka target naik menjadi sebesar 43,20%. Dimana dari target dukungan internasional ini peranan AS hanya sekitar 1%-2% saja.
Widi menilai langkah AS keluar dari Paris Agreement tidak lepas dari persoalan ekonomi dan bisnis. Dimana Trump ingin memperluas produksi dan pasar energi fosil AS sehingga jika EBT semakin berkembang maka akan menggerus pasar energi fosil AS.
Seperti apa dampak keluarnya AS dari Paris Agreement ke pengembangan EBT global dan RI? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Ketua III Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Widi Pancono dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 11/02/2025)

-
1.
-
2.
-
3.