7 Update AS Shutdown: 7 Juta Warga Terancam Kelaparan-Jalan Tol Resesi
Dafar Isi
- 1. Departemen Tenaga Kerja Tunda Rilis Data Kunci.
- 2. Gedung Putih Salahkan Demokrat, Ancam PHK.
- 3. Fitch: Shutdown Tak Pengaruhi Peringkat Utang Jangka Pendek.
- 4. Misi Artemis NASA dengan SpaceX dan Blue Origin Tetap Berjalan.
- 5. 'Jalan Tol' Resesi?
- 6. Reaksi Pasar.
- 7. Pangan Warga Miskin AS Terancam.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi menghentikan sebagian besar operasionalnya atau shutdown pada Rabu (1/10/2025) setelah Kongres gagal menyetujui anggaran baru. Penutupan ini terjadi setelah kebuntuan antara Gedung Putih dan Demokrat mengenai tuntutan anggaran, terutama terkait masalah perawatan kesehatan.
Shutdown ini berisiko melumpuhkan berbagai layanan publik dan menempatkan ribuan pegawai federal dalam status cuti tanpa bayaran. Dampak ekonomi dari penutupan ini juga menjadi perhatian utama, dengan potensi terganggunya rilis data ekonomi penting dan meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan.
Berikut adalah beberapa update terkini terkait shutdown pemerintah AS dikutip dari berbagai sumber per Jumat (3/10/2025):
1. Departemen Tenaga Kerja Tunda Rilis Data Kunci.
Salah satu dampak langsung dari shutdown adalah penundaan rilis laporan nonfarm payrolls bulan September yang sangat ditunggu-tunggu. Departemen Tenaga Kerja menghentikan hampir semua aktivitasnya, menyebabkan pemadaman data ekonomi yang krusial.
Penundaan ini mempersulit The Federal Reserve untuk mengukur kesehatan ekonomi menjelang pertemuan Oktober mendatang, di mana bank sentral diperkirakan akan mengumumkan penurunan suku bunga.
2. Gedung Putih Salahkan Demokrat, Ancam PHK.
Gedung Putih meningkatkan tekanan pada Demokrat, menyalahkan mereka atas kebuntuan yang menyebabkan shutdown. Dalam konferensi pers, Wakil Presiden JD Vance dan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyoroti perselisihan mengenai perawatan kesehatan, menuduh Demokrat ingin memberikan perawatan kesehatan kepada "imigran ilegal," sebuah klaim yang dibantah oleh Demokrat.
Vance juga memperingatkan bahwa pemerintah akan mulai memberhentikan atau merumahkan pegawai jika shutdown berlanjut. Leavitt mengkonfirmasi bahwa PHK bisa dimulai "sangat segera," kemungkinan dalam "dua hari." Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Russell Vought juga mengatakan kepada Partai Republik di DPR bahwa pengurangan tenaga kerja akan dilakukan dalam satu atau dua hari.
3. Fitch: Shutdown Tak Pengaruhi Peringkat Utang Jangka Pendek.
Meskipun terjadi shutdown, Fitch Ratings menyatakan bahwa hal itu seharusnya tidak mempengaruhi peringkat kredit AS dalam jangka pendek. Lembaga pemeringkat tersebut mempertahankan peringkat 'AA+/Stabil' untuk utang negara AS.
Namun, Fitch mencatat bahwa shutdown ini "menyoroti kelemahan pembuatan kebijakan yang sudah berlangsung lama dan permainan politik di sekitar masalah anggaran." Fitch sebelumnya telah menurunkan peringkat kredit jangka panjang AS dari AAA menjadi AA+ pada tahun 2023.
4. Misi Artemis NASA dengan SpaceX dan Blue Origin Tetap Berjalan.
NASA akan mempertahankan staf dan kontraktor yang bekerja pada program eksplorasi bulan Artemis, yang melibatkan kontrak dengan SpaceX milik Elon Musk dan Blue Origin milik Jeff Bezos, tetap bekerja selama shutdown. Namun, para karyawan ini tidak akan dibayar "selama masa cuti shutdown," tetapi mereka harus mencatat waktu kerja mereka dan berharap akan dibayar setelah pemerintah dibuka kembali.
NASA juga akan mendukung "operasi yang direncanakan" dari Stasiun Luar Angkasa Internasional dan misi satelit lainnya yang "dalam fase operasi." Diperkirakan sekitar 15.000 staf NASA akan dirumahkan, sementara 3.000 staf akan tetap bekerja.
5. 'Jalan Tol' Resesi?
Penutupan sebagian layanan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau shutdown yang dimulai Rabu (10/10/2025) telah menghentikan aliran data ekonomi federal pada momen yang krusial. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait apa ini akan menjadi pemicu yang mendorong ekonomi terbesar di dunia itu ke dalam resesi.
Shutdown yang terjadi di tengah ketidakpastian kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi ini membuat para pengambil kebijakan, terutama The Federal Reserve (The Fed), seolah "terbang buta". Laporan pekerjaan bulanan yang krusial dari Bureau of Labor Statistics (BLS), yang dijadwalkan rilis pada hari Jumat, kemungkinan besar akan ditunda.
Meskipun demikian, sejarah menunjukkan bahwa dampak ekonomi dari shutdown pemerintah seringkali tidak separah yang dikhawatirkan. Dari 20 shutdown sebelumnya selama setengah abad terakhir, rata-rata hanya berlangsung delapan hari.
"Shutdown pemerintah memang merepotkan dan berantakan, tetapi hanya ada sedikit bukti bahwa hal itu berdampak signifikan terhadap perekonomian," kata Scott Helfstein, Kepala Strategi Investasi di Global X. "Biasanya, aktivitas ekonomi yang hilang akan pulih pada kuartal berikutnya."
Faktanya, belanja konsumen secara historis tetap tangguh, bahkan cenderung tumbuh rata-rata sekitar 0,5% selama periode shutdown. Hanya dalam dua kasus, yakni pada masa pemerintahan Reagan (1981) dan George H.W. Bush (1990), shutdown terjadi bersamaan dengan kontraksi ekonomi.
Namun, perlu dicatat bahwa dalam kedua kasus tersebut, ekonomi AS memang sudah berada dalam resesi sebelum shutdown dimulai.
6. Reaksi Pasar.
Meskipun shutdown pemerintah memasuki hari ketiga, pasar saham menunjukkan reaksi yang terbatas dan bervariasi. Kontrak berjangka (futures) saham sedikit berubah, di mana futures Dow Jones Industrial Average turun 11 poin (0,02%), S&P futures melemah 0,04%, dan Nasdaq 100 futures tergelincir 0,05%.
Namun, data ini kontras dengan kinerja perdagangan hari Kamis, di mana bursa saham AS justru berhasil mencetak rekor baru. Pada penutupan Kamis, S&P 500 naik 0,06%, Dow Jones Industrial Average menguat lebih dari 78 poin (hampir 0,2%), dan Nasdaq Composite naik sekitar 0,4%. Penguatan ini didorong oleh saham-saham di sektor kecerdasan buatan (AI), dengan pembuat chip seperti Intel dan AMD masing-masing naik lebih dari 3%.
Menurut Paul Christopher dari Wells Fargo Investment Institute, secara historis shutdown pemerintah tidak menjadi peristiwa besar yang menggerakkan pasar. Meski demikian, Menteri Keuangan Scott Bessent memperingatkan bahwa kelalaian dalam pendanaan pemerintah saat ini dapat menyebabkan "pukulan terhadap PDB, pukulan terhadap pertumbuhan, dan pukulan terhadap pekerja Amerika."
7. Pangan Warga Miskin AS Terancam.
Pendanaan federal untuk WIC, program bantuan pangan bagi perempuan, bayi, dan anak-anak berpenghasilan rendah, dapat habis dalam satu hingga dua minggu jika Kongres tidak mengalokasikan lebih banyak dana.
Program ini, yang melayani hampir 7 juta orang dan telah lama mendapat dukungan bipartisan, terjebak dalam kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat terkait pengesahan paket belanja federal untuk tahun fiskal 2026, yang dimulai pada 1 Oktober dan memicu penutupan pemerintah.
Departemen Pertanian AS (USDA) memberi tahu badan-badan negara bagian pada hari Rabu bahwa karena kekurangan dana, mereka tidak akan menerima alokasi triwulanan dana tahun fiskal 2026 untuk WIC, yang sebelumnya dikenal sebagai Program Nutrisi Tambahan Khusus untuk Perempuan, Bayi, dan Anak-anak.
Namun, departemen tersebut bermaksud mengalokasikan dana kontingensi hingga US$ 150 juta (Rp 2,4 triliun) kepada badan-badan WIC negara bagian yang mengalami kekurangan. Selain itu, negara bagian dapat menggunakan potongan harga dari produsen susu formula bayi, serta dana mereka sendiri, menurut panduan USDA yang diperoleh CNN.
WIC membantu peserta membeli susu, keju, yogurt, roti, jus, telur, buah-buahan, sayur-sayuran, dan bahan pokok lainnya, serta menyediakan dukungan menyusui dan nutrisi. WIC menerima dana sebesar US$ 7,6 miliar (Rp 126 triliun) untuk tahun fiskal 2025, yang berakhir pada 30 September.
(tps/tps)