Rupiah Perkasa Lawan Dolar, Ekonom Ungkap Penyebab Utamanya

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
Selasa, 30/09/2025 11:51 WIB
Foto: Petugas menjunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) di VIP Money Changer, Jakarta, Kamis (25/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini, Senin (29/9/2025). Dilansir dari Refinitiv, rupiah pada pembukaan perdagangan berada di posisi Rp16.640/US$ atau menguat tajam hingga 0,51%.

Setelah pada akhir pekan lalu, Jumat (26/9/2025) rupiah ditutup menguat tipis 0,06% ke level Rp16.725/US$.


Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau kembali berada di zona pelemahan di level 98,003 atau melemah 0,15%. Setelah pada perdagangan Jumat (26/9/2025), DXY mengalami koreksi 0,41% di level 98,152.

Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto menilai penguatan rupiah disebabkan oleh kebutuhan dolar domestik untuk keperluan rutin akhir bulan sudah terpenuhi, baik untuk pembayaran impor maupun bunga utang.

"Ini kelihatannya ada imbas trade surplus bulan September, jadi dananya masuk dan ini ada pengaruh juga terhadap penguatan rupiah," ujar Myrdal kepada CNBC Indonesia, Senin (29/9/2025).

Myrdal pun menilai adanya kepastian kebijakan terkait deposito valuta asing 4% yang mendorong masuknya aliran dana ke pasar keuangan. Selain itu, yield obligasi Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara lain membuat instrumen ini semakin menarik di mata investor global.

"Saya lihat ada inflow di pasar keuangan setelah perkembangan mengenai fiskal, ternyata sudah ada yang clear, terutama terkait dengan kebijakan untuk deposito 4% valas, itu kelihatannya sudah clear. Berikutnya, karena imbal hasil yield obligasi RI juga menarik, gap nya juga lebar, jadi itu yang membuat banyak para pelaku pasar global masuk," ujarnya.

Tak hanya obligasi, Myrdal menilai pasar saham Indonesia juga menunjukkan tren peningkatan. Para investor asing dinilai banyak memburu saham-saham sektor perbankan, energi, hingga emiten yang terkait dengan program prioritas pembangunan pemerintah.

"Termasuk juga saham energi. Harga batubara secara global juga naik, termasuk juga saham minyak. Jadi itu yang membuat kenapa kalau kita lihat secara keseluruhan, ada flow yang membuat rupiah mengalami penguatan pada hari ini," ujarnya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Krisis Pasar Tenaga Kerja Global, Anak Muda Jadi Korban Utama