Militer Amerika Serikat (AS) melakukan serangan ke kapal Venezuela. Video dipublikasikan Presiden AS Donald Trump.
1/5
Militer Amerika Serikat (AS) melakukan serangan ke Venezuela. Senin waktu setempat Presiden Donald Trump memerintahkan serangan militer terhadap sebuah kapal milik negeri Presiden Nicolas Maduro. (Tangkapan Layar Video Reuters/)
2/5
Tangkapan layar dari video yang diunggah ke media sosial oleh Presiden Donald Trump, kemarin juga menunjukkan serangan tersebut. Belum jelas di mana atau bagaimana kapal itu diserang dan apakah sebuah pesawat tanpa awak (drone) digunakan dalam serangan tersebut. Namun yang pasti, dilaporkan tiga orang tewas. (Tangkapan Layar Video Reuters/)
3/5
Trump mengklaim, kapal itu membawa narkoba ilegal dari Venezuela ke AS. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa operasi tersebut menewaskan tiga orang, di mana, tegasnya, kantong besar kokain dan fentanil mengapung di lautan. "Serangan tersebut mengakibatkan tiga teroris pria tewas dalam aksinya," ujarnya."PERINGATAN - JIKA ANDA MENGANGKUT NARKOBA YANG DAPAT MEMBUNUH WARGA AMERIKA, KAMI SEDANG MEMBURU ANDA!," tambahnya. (Tangkapan Layar Video Reuters/)
4/5
Serangan ini merupakan yang kedua dalam waktu kurang dari dua minggu. Trump menggunakan kekuatan militer mematikan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam sejarahnya pemerintah AS mengandalkan Penjaga Pantai (coast guard) dan personel penegak hukum untuk naik ke kapal guna diperiksa. Namun awal tahun ini, Trump bersikeras bahwa kartel narkoba harus berada dalam kategori hukum yang sama dengan organisasi teroris asing, yang membuka jalan bagi penggunaan kekuatan militer mematikan. Sebenarnya, para kritikus pemerintahan AS mempertanyakan justifikasi hukum ini dan apakah hal ini merupakan kejahatan perang. (Tangkapan Layar Video Reuters/)
5/5
Ketegangan antara musuh bebuyutan AS dan Venezuela mencapai puncaknya dalam beberapa pekan terakhir. Trump telah mengirimkan delapan kapal perang ke perairan dekat Venezuela untuk menekan Maduro. AS menuduh tokoh sayap kiri tersebut memimpin kartel perdagangan kokain. Bahkan AS akan memberi hadiah US$50 juta untuk pemburu Maduro. Maduro sering menuduh AS berupaya melakukan perubahan rezim di negaranya. Ia menyebut Menlu AS sebagai "penguasa kematian dan perang" dan mengatakan ke wartawan bahwa Caracas akan "sepenuhnya" menjalankan "hak sahnya untuk membela diri" terhadap "agresi AS". (Tangkapan Layar Video Reuters/)