RI Berpotensi Nambah Impor BBM 1,4 Juta KL, Tapi dari Satu Pintu

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
12 September 2025 19:30
Perahu mengambang di depan terminal penyimpanan minyak VOPAK di Johor, Malaysia 7 November 2017. REUTERS / Henning Gloystein
Foto: REUTERS/Henning Gloystein

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) diperkirakan membutuhkan tambahan impor BBM sebesar 1,4 juta kilo liter (KL) hingga akhir 2025.

Jumlah tersebut terhitung dari proyeksi kebutuhan BBM, baik PT Pertamina (Persero) maupun badan usaha swasta penyedia BBM dalam negeri, seperti Shell Indonesia, BP-AKR, maupun Vivo Energy. Hal ini menyusul semakin menipisnya stok BBM, khususnya pada SPBU swasta beberapa pekan terakhir ini.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyebut, kalau pun tambahan impor BBM tersebut disetujui, maka proses impor akan dilakukan "hanya" dari satu pintu.

"Ini data-datanya itu kita minta detailkan. Karena pemerintah dalam memberikan persetujuan itu sampai dengan akhir tahun kebutuhannya kira-kira berapa," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/9/2025).

"Jadi ya karena itu nanti proses impornya akan dilakukan satu pintu. Jadi jangan sampai apa yang sudah diberikan itu tidak mencukupi ada permasalahan-permasalahan dalam implementasinya," ujarnya.

Kemungkinan besar, tambahan impor BBM ini akan dilakukan dari Amerika Serikat, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengimpor komoditas minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat (AS).

"Ini kan ada berapa perusahaan AS kan, itu tinggal kesepakatan kita perusahaan AS yang melakukan pengadaan harus, ya misalnya ExxonMobil, itu kan ini kan perusahaan AS. Ya kemudian Chevron, itu kan merupakan AS. Jadi dari manapun mereka melakukan pengadaan, itu terserah. Tetapi ini dicatatkan sebagai trade balance kita dengan Amerika," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SPBU Swasta Bisa Beli BBM dari Pertamina, Speknya Sama? Ini Kata ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular