ESDM Bakal Panggil SPBU Swasta, Minta Kejelasan Soal Stok BBM

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
09 September 2025 09:15
Papan harga Stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) BP dan Shell di sekitar wilayah Tangerang. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Foto: Papan harga Stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) BP dan Shell di sekitar wilayah Tangerang. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana memanggil badan usaha swasta penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi. Hal ini seiring dengan isu menipisnya pasokan BBM jenis bensin di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta seperti Shell dan BP-AKR dalam sepekan terakhir.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Laode Sulaeman mengatakan, dalam agenda yang rencananya akan digelar hari ini, Selasa (9/9/2025), pihaknya akan mempertemukan badan usaha swasta dengan Pertamina untuk sinkronisasi pasokan BBM. Dalam proses sinkronisasi ini, badan usaha swasta diminta untuk membeli BBM dari Pertamina.

"Besok kita panggil semua, besok pagi. Kita bahas bagaimana, kan Pak Wamen sudah bilang, perlu dilakukan sinkronisasi. Sinkronisasi itu adalah antara Pertamina sama SPBU swasta. Itu bahasanya. Jadi sinkronisasi itu apa? Volume, kemudian spek, disinkronkan besok," kata Laode di Kementerian ESDM, Senin (8/9/2025).

Pihaknya pun akan meminta kejelasan bagaimana kondisi sebenarnya terkait stok BBM di SPBU swasta tersebut. Pasalnya, beberapa pekan terakhir stok BBM di sejumlah SPBU swasta tersebut terpantau kosong, namun tiba-tiba pada awal pekan ini stok BBM tersebut terpantau ada kembali. Padahal, pemerintah belum memberikan tambahan izin impor.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia pada Senin (8/9/2025), SPBU Shell di Jl.Alternatif Cibubur dan Ciater Tangerang Selatan misalnya, kini terpantau sudah menjual Shell Super atau setara RON 92.

Padahal, pada pekan lalu SPBU Shell di lokasi tersebut terpantau tidak menjual BBM Shell Super. Alasannya, stok BBM kosong.

"Saya belum bisa sampaikan sekarang ya. Nanti besok saya akan minta langsung penjelasannya dari SPBU swasta. Karena banyak yang lapor ke saya, katanya kemarin langka, kok sudah jualan lagi. Itu gimana? Nah itu saya bilang besok kami tanyakan langsung ya biar clear," tegas Laode.

Shell diketahui telah meminta tambahan kuota izin impor BBM kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun sayangnya, hingga kini pemerintah belum juga mengizinkan tambahan kuota impor BBM. Alasannya, pemerintah telah menambah kuota impor BBM untuk SPBU swasta tersebut sebesar 10% dari total izin impor pada 2024 lalu.

"Jadi gini untuk ketersediaan BBM nasional kita untuk swasta kita memberikan kuota impor itu seperti 2024. Contoh 1 juta. Di 2025 kita berikan tambah 10% jadi 1,1 itu contoh," ungkap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/9/2025) malam.

"Jadi lebih dari target tahun sebelumnya. Jadi gak ada yang menjadi kelangkaan," tambahnya.

Namun, Bahlil mengakui badan usaha swasta masih meminta tambahan impor di luar alokasi yang sudah diberikan. Ia lantas mempersilahkan badan usaha swasta untuk membeli BBM langsung ke Pertamina lantaran stok BBM nasional masih tersedia.

"Tapi kalau meminta tambah saya katakan, bahwa persediaan nasional kita masih ada. Jadi bisa dilakukan kolaborasi B to B dengan persediaan nasional," katanya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stok BBM di SPBU Swasta Kosong, Wamen ESDM Ungkap Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular