Internasional

Amunisi Tak Sengaja Meledak di Pangkalan Militer, Korban Berjatuhan

luc, CNBC Indonesia
Rabu, 10/09/2025 19:30 WIB
Foto: Asap mengepul setelah Korea Utara meledakkan sebagian jalan antar-Korea di sisi perbatasan antara kedua Korea, menurut militer Korea Selatan, seperti yang terlihat dari sisi Korea Selatan, 15 Oktober 2024, dalam tangkapan layar dari video selebaran. (via REUTERS/SOUTH KOREAN DEFENCE MINISTRY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah insiden ledakan terjadi di pangkalan militer Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (10/9/2025) sore, mengakibatkan sedikitnya 10 prajurit terluka. Kementerian Pertahanan di Seoul menyebut ledakan itu terjadi saat latihan simulasi tembakan artileri di Kota Paju, wilayah perbatasan utara yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Seoul.

Dalam pernyataan resmi, Kementerian Pertahanan Korsel menjelaskan bahwa latihan tersebut menggunakan amunisi tiruan untuk menirukan prosedur tembakan dan asap artileri. Namun, pada pukul 15.24 waktu setempat), amunisi latihan tersebut tiba-tiba meledak di luar dugaan.

"Sekitar pukul 15.24 pada Rabu, sebuah peluru tiruan yang dirancang untuk mensimulasikan tembakan dan asap artileri secara tak terduga meledak," kata pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel, dilansir AFP.


Akibat peristiwa itu, 10 prajurit mengalami luka-luka. Dua di antaranya dilaporkan mengalami luka bakar serius di bagian lengan dan paha. Tim medis militer langsung memberikan pertolongan pertama di lokasi kejadian.

Sementara itu, otoritas pemadam kebakaran dan penyelamatan mengerahkan enam unit ambulans untuk membawa korban ke rumah sakit.

Kementerian Pertahanan belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai kronologi teknis ledakan tersebut. Namun, penyelidikan telah dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti insiden yang terjadi di wilayah dengan banyak instalasi militer Korsel dekat perbatasan Korea Utara itu.

Paju dikenal sebagai salah satu titik paling sensitif karena berada di dekat zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korsel dengan Korea Utara. Kedua negara masih berada dalam kondisi teknis berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Kondisi keamanan di kawasan itu membuat Korsel mewajibkan semua pria berusia di bawah 30 tahun menjalani wajib militer.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kim Jong Un Siap Dukung Militer Rusia