AS Memang Raksasa, Ekonomi 4 Negara Bersatu dengan China Tetap Kalah

Elvan Widyatama & Intan Rakhmayanti Dewi , CNBC Indonesia
Sabtu, 06/09/2025 09:15 WIB
Foto: (Dari kiri ke kanan) Presiden Rusia Vladimir Putin berjalan bersama Presiden China Xi Jinping, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko sebelum parade militer yang menandai peringatan 80 tahun kemenangan atas Jepang dan berakhirnya Perang Dunia II, di Lapangan Tiananmen Beijing pada tanggal 3 September 2025. (AFP/SERGEY BOBYLEV)
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Beijing menjadi pusat perhatian dunia pada Rabu (3/9/2025) saat parade militer besar digelar untuk memperingati 80 tahun kemenangan China dalam Perang Dunia II. Parade tersebut dihadiri sejumlah pemimpin negara, mulai dari Presiden Vladimir Putin, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, hingga Presiden Prabowo Subianto.

Dari Rusia hingga Indonesia, para kepala negara hadir sebagai bentuk dukungan diplomatik sekaligus penghormatan. Parade ini tercatat menjadi yang terbesar sepanjang sejarah China, yang turut menampilkan kekuatan militer dan visi strategis Beijing di masa depan.

Prabowo diketahui berangkat ke Beijing pada Selasa (2/9/2025) malam, memenuhi undangan khusus dari Presiden Xi Jinping. Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, undangan itu bersifat istimewa karena China secara khusus meminta kehadiran Prabowo dalam parade militer peringatan bersejarah tersebut.


"Dalam beberapa hari belakangan ini ada permohonan yang sangat dari pemerintah China agar Bapak Presiden dapat menghadiri paling tidak di satu hari acara peringatan 80 tahun dan parade militer pemerintah China," ujarnya dalam siaran pers yang dikutip dari situs resmi Setneg, Sabtu (6/92025).

Kekuatan Ekonomi Negara-Negara yang Hadir

Selain menjadi ajang unjuk kekuatan militer dan diplomasi, pertemuan para pemimpin dunia di Beijing juga sarat makna dari sisi ekonomi. Hal ini terlihat dari besarnya bobot ekonomi negara-negara yang hadir, yang jika dihitung dari Produk Domestik Bruto (PDB) mampu merepresentasikan porsi signifikan dalam perekonomian global.

Tahun 2024 menegaskan kembali posisi China sebagai salah satu pusat ekonomi dunia. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$18,74 triliun, Negeri Tirai Bambu tetap kokoh di urutan kedua ekonomi terbesar global, hanya kalah dari Amerika Serikat yang mencatat sekitar US$29 triliun.

Pertumbuhan 5,0% yang diraih China selaras dengan target resmi pemerintah dalam Sidang Dua Sesi 2024. Meski sedikit lebih rendah dibandingkan 5,2% pada 2023, laju ini tetap mencerminkan pemulihan yang solid ditopang oleh kinerja ekspor yang impresif serta rangkaian stimulus fiskal dan kebijakan terarah yang menjaga momentum pertumbuhan.

Dominasi China tentu mencuri perhatian, namun forum ini tidak hanya soal Beijing.

Negara-negara lain yang turut hadir juga membawa bobot ekonomi yang signifikan dalam percaturan global. India, Rusia, Indonesia, hingga Korea Utara, masing-masing berkontribusi membentuk peta kekuatan ekonomi baru yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Jika digabungkan, lima negara ini mencatat PDB total sekitar US$26,24 triliun, menurut data Bank Dunia. Angka itu setara dengan 23,5% dari PDB dunia yang pada 2024 diperkirakan sebesar US$111,3 triliun.

Dengan kata lain, hampir seperempat kekuatan ekonomi global terwakili dalam pertemuan di Beijing ini sebuah fakta yang menegaskan bahwa pertemuan politik juga sekaligus menjadi ajang pertemuan raksasa ekonomi dunia.

Berikut Pendapatan Domestik Bruto (PDB) April 2025, menurut data dari International Monetary Fund:

1. Dunia

Total PDB dunia tercatat sebesar US$ 125,44 triliun.

2. Amerika Serikat

PDB: US$ 30,51 triliun.

3. China

PDB: US$ 19,23 triliun.

4. India

PDB: US$ 4,19 triliun.

5. Rusia

PDB: US$ 2,08 triliun.

6. Indonesia

PDB: US$ 1,43 triliun.

7. Korea Utara

PDB: US$ 0,03 triliun

Perbandingan dengan Kekuatan Amerika Serikat

Meski gabungan kekuatan ekonomi China, India, Rusia, Korea Utara, dan Indonesia sangat besar, jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, posisinya masih sedikit lebih kecil.

Pada 2024 PDB Amerika Serikat mencapai US$30,51 triliun atau sekitar 24,6% dari total PDB dunia. Angka ini menegaskan dominasi AS sebagai satu-satunya negara dengan bobot ekonomi paling besar secara individual.

Artinya, meskipun China dan negara-negara mitranya di forum ini memiliki gabungan ekonomi besar, Amerika Serikat tetap berdiri sebagai satu kekuatan tunggal terbesar dalam perekonomian global.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Tegaskan Tak Ada Pakta Rahasia Lawan AS