BI Siaga di Pasar Spot hingga NDF, Jaga Stabilitas Rupiah!

Arrijal Rachman & Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
01 September 2025 08:25
FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likuiditas rupiah. Pernyataan ini ditegaskan setelah aksi demonstrasi yang mewarnai sejumlah wilayah di Tanah Air sejak minggu lalu.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengungkapkan BI berada di pasar untuk memastikan rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya dengan mekanisme pasar yang berjalan dengan baik.

"Bank Indonesia terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi, termasuk intervensi NDF di pasar off-shore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder," ujar Erwin kepada CNBC Indonesia, Senin (1/9/2025).

Tak hanya itu, Erwin mengungkapkan BI juga menjaga kecukupan likuiditas dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan melalui transaksi repo, transaksi FX swap dan pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending/financing facility.

Di pasar non-deliverable forward (NDF), rupiah masih cukup stabil meski gejolak di dalam negeri makin memanas akibat aksi demonstrasi yang sudah terjadi sejak Senin (25/8/2025) lalu.

Dilansir dari Refinitiv, pada hari ini, Minggu (31/8/2025) pukul 11:20 WIB, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp 16.427/US$. Artinya, rupiah masih cukup stabil.

Pemerintah juga menilai tekanan pasar keuangan masih bersifat sementara. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan pelemahan yang terjadi lebih disebabkan oleh sentimen sesaat.

"Kalau melihat perkembangan hari ini, memang terjadi pelemahan IHSG maupun Rupiah kita. Saya kira ini respon yang wajar, karena faktor stabilitas menjadi penting untuk para investor," ujarnya, Jumat (29/8/2025).


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Timur Tengah Panas, Ekonom Sarankan RI Lakukan Hal Ini Segera!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular