Sharing Session EV

Belajar dari Thailand & India, Industri Tambang Gunakan Truk Listrik

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
27 August 2025 12:16
Direktur Utama PT Mobil Anak Bangsa Indonesia, Kelik Irwantono menyampaikan paparan dalam acara Sharing Session The Future EV In Mining Industry di Jakarta, Selasa (26/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Direktur Utama PT Mobil Anak Bangsa Indonesia, Kelik Irwantono menyampaikan paparan dalam acara Sharing Session The Future EV In Mining Industry di Jakarta, Selasa (26/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia perlu belajar dari negara Thailand dan India, dalam mengadopsi kendaraan listrik di sektor pertambangan.

Direktur Utama Mobil Anak Bangsa (MAB), Kelik Irwantono mengungkap bahwa industri pertambangan di negara Thailand dan India sangat mengandalkan truk listrik untuk mendukung aktivitas tambang.

Kelik pun menyadari masih banyak yang perlu dipelajari untuk mengimplementasikan penggunaan kendaraan listrik di sektor pertambangan. Ini mengingat, teknologi dan karakteristik kendaraan listrik yang didesain untuk kebutuhan tambang tergolong rumit.

"Tetapi bagaimana kita menjawab keraguan daripada teman-teman dari pemain di mining, bahwa kita harus melihat negara Thailand. Itu populasi penggunaan EV di pertambangan sudah peak," ujar dia dalam acara Sharing Session: The Future EV In Mining Industry, dikutip Rabu (27/8/2025).

Dia melanjutkan, Indonesia memang sudah tertinggal jauh dibandingkan dengan India yang rata-rata kegiatan operasional tambangnya sudah menggunakan kendaraan listrik.

MAB pun menyadari banyak pelaku usaha yang khawatir terhadap membengkaknya komponen biaya di industri pertambangan seiring konsumsi bahan bakar yang cukup tinggi. Hal ini sebenarnya bisa menjadi peluang bagi produsen kendaraan listrik untuk meluncurkan produk yang sesuai dengan kebutuhan industri pertambangan.

Tentu saja pengembangan kendaraan listrik untuk pertambangan perlu dilakukan secara hati-hati dan melalui kajian yang mendalam. Upaya menjalin kerja sama kemitraan juga bisa menjadi pilihan untuk mempercepat produksi kendaraan listrik tambang.

"Sehingga menjawab tadi masalah worthy. Rata-rata cost kendaraan EV tinggi di baterai. Rata-rata sampai 6 tahun. Selama 6 tahun kita worthy. Termasuk power, itu yang kita lakukan," tandas dia.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meneropong Masa Depan EV dan Transformasi Industri Pertambangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular