Prabowo Mau Garap Logam Tanah Jarang, Begini Kata Ahli Tambang

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
26 August 2025 17:20
Chairman Indonesia Mining Institute, Irwandy Arif dalam program CNBC Indonesia Clossing Bell Mining Zone di Jakarta, Selasa (8/7/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: Chairman Indonesia Mining Institute, Irwandy Arif dalam program CNBC Indonesia Clossing Bell Mining Zone di Jakarta, Selasa (8/7/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto semakin menunjukkan keseriusannya dalam menggarap 'harta karun yang diincar dunia' dalam hal ini mineral strategis, seperti logam tanah jarang (rare earth element/LTJ). Hal ini dapat terlihat ketika kepala negara membentuk lembaga baru bernama Badan Industri Mineral.

Chairman Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menilai pembentukan Badan Industri Mineral menunjukkan adanya konsentrasi dari pemerintah terhadap pengembangan LTJ di dalam negeri. Terlebih, pengelolaan sumber daya dan limbah radioaktif selama ini berada di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Oleh sebab itu, ia pun berharap dengan adanya lembaga baru ini, koordinasi antara BRIN dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya.

"Mungkin pemerintah menginginkan ada konsentrasi untuk pengembangan logam tanah jarang mineral kritis dan strategis. Jadi kalau saya lihat yang studinya kan di bawah Minerba kecuali radioaktif itu kan di bawah BATAN kalau mereka koordinasi nya bagus akan jadi lebih baik," kata Irwandy ditemui di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Di samping itu, ia juga memandang bahwa LTJ berbeda dari mineral lainnya. Mengingat, keberadaannya selalu bersama mineral utama seperti emas, timah, nikel, dan bauksit dalam bentuk mineral ikutan,

"Prosesnya ini yang belum banyak berkembang di Indonesia. Oleh karena itu mungkin pemerintah menginginkan ini ada percepatan," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, logam tanah jarang (LTJ) ini merupakan salah satu dari mineral strategis dan termasuk "critical mineral" yang terdiri dari 17 unsur, antara lain scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).

Logam tanah jarang ini juga digunakan untuk bahan baku pembuatan alutsista di industri pertahanan.

Beberapa material alutsista menggunakan unsur LTJ sebagai unsur paduan, antara lain material Terfenol-D, paduan tiga logam terdiri dari Terbium (Te), Iron (Fe), dan Dysprosium (Dy) sebagai material peredam gelombang sonar pada teropong bidik senapan malam (TBSM) untuk material optic Yttrium aluminium garnet (YAG) dan lainnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Bakal Suplai 'Harta Karun Super Langka' Ini Ke AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular