
Bulog Ubah Mekanisme Beras SPHP, Cukup Pesan Lewat Sosok Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang beras kini tak harus repot lagi menggunakan aplikasi Klik SPHP untuk mendapatkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Perum Bulog menyiapkan mekanisme baru yang lebih sederhana, yakni pedagang cukup memesan langsung lewat petugas Bulog yang ditugaskan di pasar tradisional.
Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menjelaskan, langkah ini diambil karena banyak pedagang kecil yang kesulitan menggunakan aplikasi. Dia mengakui, mayoritas pedagang di pasar tradisional adalah orang tua lanjut usia yang kurang terbiasa dengan teknologi.
"Ya ini kan kita sempurnakan, memang banyak masyarakat sebagian yang pengecer-pengecer itu, kalau di kampung-kampung kan yang jualan udah sepuh-sepuh, mbah-mbah kita. Nah kemarin waktu kita cek di Semarang sama Pak Mentan (Menteri Pertanian) kan sudah (umur) 75 tahun, 72 tahun, rata-rata kepala 7. Mbah-mbah itu kan main handphone kan gak ini. Akhirnya kita siasati sekarang, rencananya satu pasar itu nanti kita tunjuk anggota ataupun pegawai dari Bulog yang mengawasi satu pasar itu," jelas Rizal saat ditemui di Jakarta, Senin malam (25/8/2025).
Dengan skema baru ini, pedagang tak perlu repot lagi menggunakan aplikasi Klik SPHP. Cukup menghubungi petugas Bulog lewat WhatsApp atau bahkan langsung secara lisan di pasar.
"Nanti dia yang koordinir satu pasar itu, yang memasukkan data aplikasi itu. Jadi pengecernya nggak usah pakai aplikasi tapi cukup WA (WhatsApp) saja dia. WA 'Mas saya hari ini pesan sekian', nanti yang pesanin itu pegawai Bulog yang kita tunjuk itu," jelasnya.
Namun, agar tertib administrasi, pemesanan tetap harus berdasarkan surat kuasa dari masing-masing pedagang. "Tapi yang kita tunjuk itu nanti harus dapat surat kuasa dari masing-masing pengecer. Kalau nggak ada kuasanya kan nggak berani dia mesen nanti," imbuh dia.
Rizal menegaskan, model pemesanan manual ini akan memudahkan pedagang. "Nah nanti dia (pegawai Bulog yang ditugasi di pasar) yang pesan ke Klik SPHP-nya. Kan gak ngeribetin pengecer. Nanti sudah di-approve, oke, tinggal masuk ke masing-masing pengecer, diantar," ujarnya.
Meski begitu, Rizal mengakui jumlah petugas Bulog terbatas sehingga mekanisme ini dijalankan dengan cara membagi beberapa pasar untuk satu petugas.
"Jadi nggak satu pasar, satu orang. Nggak mungkin lah. Caranya itu koordinasi, contoh satu orang pegang dua pasar," katanya.
Mekanisme baru ini, kata Rizal, masih dalam tahap penyusunan konsep dan diajukan ke Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk direvisi.
"Ini sedang proses. Ini lagi dikonsep. Ini lagi kita ajukan ke Bapanas supaya ada revisi," ucap dia.
Lebih jauh, ia juga meluruskan isu yang sempat beredar, setiap pembelian beras SPHP harus difoto. Menurutnya, hal itu tidak benar. "Nggak ada. Sekarang sudah gak ada, itu isu-isu aja tuh," tegas Rizal.
Ia menambahkan, mekanisme foto hanya berlaku untuk program bantuan pangan, bukan untuk penjualan beras SPHP. "Itu yang foto tuh bantuan pangan," katanya.
Adapun untuk Klik SPHP sendiri, Rizal menegaskan fungsinya hanya sebatas pencatatan pesanan, bukan foto atau serah terima barang. "Cuma pesan doang," ujarnya.
Meski begitu, sistem ini tetap bisa digunakan sebagai bukti ketertelusuran. "Iya, kan itu kan ketahuan yang pesan siapa. Iya," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Beras SPHP 'Disunat', Begini Modusnya Menurut Dugaan Bulog
