Pedagang Pasar Rawa Belong Dulu Kipas-Kipas Duit, Sekarang Hidup Susah
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Bunga Rawa Belong yang berada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini tampaknya tidak seharum dulu. Pasar ini diklaim sebagai pasar bunga terbesar di Asia Tenggara. Dulu, banyak orang yang berbondong-bondong mengunjungi pasar tersebut. Aneka bunga pun dijual di sini seperti bunga mawar, bunga matahari, bunga sedap malam, dan lain-lainnya.
Namun kini kondisinya sudah mulai sepi, di mana penyebabnya mulai dari daya beli masyarakat yang lesu, pandemi Covid-19, kalah saing dengan toko online, dan banyaknya ketidakpastian membuat pelanggan yang sebelumnya ingin membeli, kemudian batal membeli bunga. Bahkan, kondisi ini membuat omzet pedagang turun drastis.
Salah satunya diungkap oleh Halim, di mana dahulu Ia bisa memperoleh penghasilan hingga puluhan juta, kini cukup sulit untuk mencapai penghasilan tersebut.
"Dulu waktu masih ramai, dapat puluhan juta mudah sekali, karena kan kami gak cuma jual yang per bucket, tapi kami juga layanin buat dekorasi. Sekarang ya susah, dapet segitu sekarang sudah Alhamdulillah banget, ya mungkin turunnya bisa 50%," kata Halim saat ditemui CNBC Indonesia, Senin (25/8/2025).
Kini, Halim hanya berharap dari pihak penyelenggara dekorasi untuk membeli bunganya.
"Kami berharap dari pihak yang biasa dekorasi buat acara-acara seperti pernikahan, acara agama, atau acara lainnya masih beli di sini ya, karena penghasilan yang lumayan dari situ, kalau pelanggan biasa sudah semakin sedikit ya karena daya beli masyarakat yang lesu," tambahnya.
Begitu juga Sukri, pedagang bunga lainnya juga mengaku omzet turun semenjak Covid-19. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, kondisinya makin mengkhawatirkan.
"Iya, penjualan turun 30% lah, dulu bisa dapat puluhan juta, bisa ratusan juta kalau musim ramai atau hari-hari besar seperti Lebaran, Imlek. Tapi Imlek tahun ini saja berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini lebih seret penjualannya," kata Sukri.
Meski begitu, Ia masih berharap dari pelanggan tetap yang masih ada hingga kini, meski jumlah pelanggan tetapnya sudah berkurang.
"Berharap dari pelanggan tetap ya, kalau mereka sih pasti ada, cuma ya jumlahnya juga sudah berkurang. Tapi daripada tidak ada sama sekali kan," pungkasnya.
(chd/wur)