
Ketahuan! AS Selama Ini Halangi Ukraina Luncurkan Rudal ke Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen Pertahanan Amerika Serikat disebut masih menghalangi Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia, meski kebutuhan itu dianggap penting oleh Kyiv dalam menghadapi invasi yang memasuki tahun ketiga.
Laporan terbaru Wall Street Journal, sebagaimana dikutip Newsweek, Senin (25/8/2025), mengungkap adanya mekanisme peninjauan khusus yang membatasi izin penggunaan senjata tersebut.
Menurut laporan itu, Elbridge Colby selaku Kepala Kebijakan Pentagon menyusun prosedur evaluasi sejak akhir musim semi lalu untuk menentukan apakah Kyiv dapat menembakkan senjata jarak jauh buatan Barat, termasuk Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan AS yang memiliki jangkauan sekitar 300 kilometer (190 mil).
"Keputusan akhir mengenai izin penggunaan rudal-rudal ini berada di tangan Menteri Pertahanan Pete Hegseth," tulis Wall Street Journal mengutip pejabat AS tanpa menyebut nama.
Ukraina sejak lama mendesak agar diizinkan menggunakan senjata jarak jauh untuk menghantam fasilitas militer dan logistik Rusia jauh di dalam perbatasan. Namun pembatasan dari Washington memaksa Kyiv mengandalkan drone buatan lokal yang beberapa kali berhasil mencapai sasaran ratusan mil di dalam Rusia.
Dua pejabat AS mengatakan setidaknya ada satu kesempatan ketika Ukraina mencoba menembakkan ATACMS ke Rusia namun ditolak. Kyiv menilai pembatasan ini melemahkan kemampuannya untuk membela diri dan menekan agresi Moskow.
Sikap Pemerintahan Trump
Gedung Putih menegaskan bahwa keputusan ini sejalan dengan arahan Presiden Donald Trump.
"Menteri Hegseth [Menteri Pertahanan] bekerja sejalan dengan Presiden Trump. Presiden sangat jelas bahwa perang di Ukraina harus segera berakhir. Tidak ada perubahan dalam postur militer Rusia-Ukraina saat ini," kata Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih.
Trump sendiri pernah menunjukkan sikap yang berubah-ubah terkait Ukraina. Sebelum menjabat, pada Desember lalu ia dengan tegas menolak pengiriman rudal yang bisa mencapai ratusan mil ke Rusia.
Namun pekan ini ia berkata, "Sangat sulit, bahkan hampir mustahil, memenangkan perang tanpa menyerang negara penyerang."
Trump juga menyatakan bisa menempuh opsi "sanksi besar-besaran atau tarif besar-besaran" terhadap Rusia bila negosiasi damai tidak segera menunjukkan kemajuan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Beri Tawaran Final kepada Ukraina untuk Damai dengan Rusia, Apa?
