Wamenaker-13 Orang Diciduk KPK, Peras Buruh Rp6 Juta Bayar Sertifikasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer (Noel) dan 10 orang lainnya sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan sertifikasi K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Ketua KPK Setyo Budiyanto menjabarkan, Noel bersama 13 orang lainnya ditangkap dalam operasi tangkap tangan setelah mendapat pengaduan dari masyarakat. Dari informasi itu, KPK lalu bergerak pararel pada tanggal 20-21 Agustus 2025. Meski, yang jadi tersangka saat ini hanya 11 orang termasuk Noel.
Dia menjelaskan, para tersangka melakukan pemerasan dalam proses sertifikasi K3 yang seharusnya biayanya hanya Rp275.000.
"Ketika OTT, KPK ungkap bahwa dari tarif sertifikasi K3 Rp275.000, fakta di lapangan, pekerja atau buruh harus bayar Rp6 juta karena adanya pemerasan. Modusnya dengan memperlambat, mempersulit, atau tidak memproses sertifikasi K3," katanya saat konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
"Biaya Rp6 juta ini 2 kali lipat UMR para buruh. Penanganan ini pemantik upaya pencegahan korupsi di sketor tenaga kerja, gar pelayanan publik terselenggara dan tidak merugikan buruh sekaligus mendukung ekonomi nasional," tegas Setyo.
Para tersangka di antaranya adalah IBN selaku koordinator kelembagaan K3 2022-2025. IHH koordinator bidang pengujian 2022-saat ini, SB subkoordinator bina KS 2020-2025, AK subkoordinator Kemitraan Kesehatan Kerja, IEG Wamenaker tahun 2024-2029, FRZ Dirjen Diwasnaker dan K3 sejak Maret 2025-sekarang, HS direktur bina kelembagaan 2021-2025, SKP subkoordinator, SUP koordinator, TEN dari pihak PT KEM Indonesia, MM dari perusahaan jasa PT KEM Indonesia dan direktur bina kelembagaan.
"Tim juga mengamankan 15 unit kendaraan roda 4. 12 unit dari IBM, 1 unit dari SWm 1 unit dari HSm dan 1 unit dari YAH. 7 unit kendaraan bermotor roda 2, 6 unit dari IBM dan 1 unit dari IEG. Ada uang tunai Rp170 juta dan US$2.201," ujar Setyo.
"Barang bukti diamankan dari OTT ini nilainya tinggi. Pemerasan ini sudah terjadi beberapa periode sebelumnya. Diperkirakan dari tahun 2019 sampai saat ini," ujarnya.
(dce)