
Israel Makin Menggila, Panggil 60.00 Tentara Cadangan Taklukan Gaza

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyetujui rencana penaklukan Kota Gaza serta pemanggilan 60.000 prajurit cadangan. Keputusan ini dikonfirmasi oleh juru bicara kementerian di tengah tekanan diplomatik untuk mencapai gencatan senjata.
Langkah ini meningkatkan tekanan terhadap Hamas, sementara mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) menunggu tanggapan resmi Israel atas proposal gencatan senjata terbaru. Seorang pejabat senior Israel menegaskan bahwa pemerintah tetap pada syarat utama: pembebasan semua sandera dalam setiap kesepakatan.
"Bola sekarang ada di tangan Israel," ujar pejabat Kementerian Luar Negeri Mesir, dikutip AFP pada Rabu (20/8/2025). Qatar menyebut proposal terbaru itu "hampir identik" dengan versi yang sebelumnya telah disetujui Israel.
Kerangka gencatan senjata yang ditawarkan Hamas mencakup penghentian sementara pertempuran selama 60 hari, pembebasan sandera dan tahanan secara bertahap, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, kabinet keamanan Israel justru memberi lampu hijau untuk operasi darat di Kota Gaza, meski ada kekhawatiran hal itu memperburuk krisis kemanusiaan.
Di Gaza, situasi terus memburuk. Badan pertahanan sipil melaporkan 48 orang tewas akibat serangan Israel pada Selasa (19/8/2025). "Kondisi sangat berbahaya dan tak tertahankan," kata juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal.
Sementara militer Israel menolak mengomentari pergerakan pasukan, hanya menyebut operasi bertujuan menghancurkan kemampuan militer Hamas. "Kami mengambil langkah pencegahan yang layak untuk mengurangi kerugian warga sipil," tulis pernyataan militer.
Sejak serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.219 orang, Israel melancarkan serangan balasan yang telah menewaskan setidaknya 62.064 warga Palestina, sebagian besar sipil, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui PBB.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Beri Warning Terakhir ke Warga Gaza, Perang Habis-habisan
