MARKET DATA
Internasional

Serangan Baru Israel Guncang Gaza, Qatar Beri Peringatan

tfa,  CNBC Indonesia
21 November 2025 08:08
Bendera Qatar. (Dok. Freepik)
Foto: Bendera Qatar (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan udara Israel kembali mengguncang Jalur Gaza pada Kamis (20/11/2025) waktu setempat dan menewaskan lima orang. Situasi ini memicu kekhawatiran bahwa gencatan senjata berbulan-bulan dengan Hamas terancam runtuh.

Melansir AFP, sebagai mediator utama dalam konflik tersebut, Qatar mengecam aksi terbaru itu. Doha menyebut ini sebagai "eskalasi berbahaya yang mengancam akan merusak perjanjian gencatan senjata".

Serangan pagi terjadi sehari setelah salah satu hari paling mematikan di Gaza sejak gencatan dimulai pada 10 Oktober. Israel juga menyerang posisi Hizbullah di Lebanon, meski gencatan telah berlangsung hampir setahun di wilayah itu.

Mahmud Bassal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, mengatakan lima warga tewas dalam serangan di timur Khan Yunis. Rumah Sakit Nasser memastikan tiga korban berasal dari satu keluarga, termasuk seorang bayi perempuan berusia satu tahun.

"Kami tidur nyenyak... kami damai dan tidak menginginkan perang," kata Sabri Abu Sabt, yang kehilangan putra dan cucunya.

"Setiap hari ada martir. Kapan kami akan menemukan kelegaan? Apakah kami tidak berhak hidup?," ujar Tala Abu al-Ala, yang kehilangan saudara perempuannya, bertanya lirih.

Meski gencatan senjata masih berlaku, serangan Israel terhadap apa yang disebut sebagai target Hamas terus dilakukan. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 312 warga Palestina tewas sejak gencatan dimulai.

"Kami khawatir perang akan kembali," ujar Lina Kuraz, warga Kota Gaza.

"Tidak ada yang benar-benar berubah", kata Mohammed Hamdouna, yang kini tinggal di tenda, di tengah kota masih berupa puing dan kebutuhan dasar tetap langka.

Pada Rabu, serangan Israel menewaskan 14 orang di Kota Gaza dan 13 orang di Khan Yunis. Ahlam Halas menggendong keponakannya yang berusia empat bulan yang tewas dalam serangan tersebut, sambil berkata "Dia bahkan belum sempat merayakan kelahirannya".

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS, pasukan Israel seharusnya mundur di balik Garis Kuning. Namun, juru bicara pemerintah Israel Shosh Bedrosian menuding Hamas terus melanggar gencatan.

"Israel membuat keputusan secara independen untuk melakukan serangan udara ini," katanya.

Seorang pejabat AS lainnya mengatakan Washington telah diberitahu sebelumnya mengenai operasi tersebut.

Konflik itu kembali memanas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.221 orang di Israel. Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 69.546 warga Gaza, menurut data yang dianggap kredibel oleh PBB. Meski begitu, analis Eran Ortal menilai potensi perang besar dalam waktu dekat tetap rendah karena Israel berada di bawah tekanan internasional untuk menjaga gencatan senjata.

(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Warga Israel Kini Lawan Netanyahu di Gaza, Mogok Massal Menggema


Most Popular