Internasional

Putin-Trump Baru Ketemu, Rusia Bombardir Ukraina dengan Rudal Balistik

luc, CNBC Indonesia
18 August 2025 09:15
Serangan Rusia terhadap gudang makanan di desa Vasyshcheve, Kharkiv, Ukraina, Rabu (30/7/2025). (REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy)
Foto: REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan rudal balistik Rusia kembali menghantam kawasan permukiman di Kota Kharkiv pada Minggu malam (17/8/2025), menyebabkan sedikitnya 11 orang terluka, termasuk seorang remaja berusia 13 tahun. Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan politik internasional agar Ukraina segera menyetujui kesepakatan damai dengan Moskow.

Gubernur wilayah Kharkiv, Oleh Synehubov, dalam pernyataan di aplikasi Telegram menegaskan bahwa korban luka mencakup anak-anak. "Di antara yang terluka terdapat seorang gadis berusia 13 tahun," ujarnya, dilansir Reuters.

Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang berada di timur laut dekat perbatasan Rusia, telah berulang kali menjadi sasaran serangan rudal dan drone sejak invasi besar-besaran dilancarkan Moskow pada Februari 2022.

Layanan Darurat Negara Ukraina melaporkan bahwa ledakan rudal menyebabkan gelombang kejut yang memecahkan jendela-jendela apartemen di sekitar lokasi. "Gelombang ledakan menghancurkan kaca jendela gedung-gedung apartemen di dekatnya," tulis lembaga tersebut.

Saksi mata Reuters menyebutkan tim medis terlihat memberikan pertolongan kepada warga di jalanan, sementara petugas penyelamat memeriksa kerusakan bangunan tempat tinggal di sekitar lokasi.

Tidak hanya Kharkiv, wilayah Sumy di timur laut Ukraina juga menjadi sasaran serangan udara Rusia. Menurut otoritas regional, sebuah bom udara terpandu Rusia melukai seorang perempuan berusia 57 tahun dan merusak sedikitnya selusin rumah penduduk serta sebuah gedung institusi pendidikan.

"Musuh terus dengan sengaja menargetkan infrastruktur sipil di wilayah Sumy - secara licik, pada malam hari," kata Kepala Administrasi Regional Sumy, Oleh Hryhorov, melalui Telegram.

Baik Rusia maupun Ukraina sama-sama membantah bahwa mereka sengaja menargetkan warga sipil dalam serangan, meski perang ini telah menewaskan ribuan orang, sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina.

Di tengah eskalasi militer tersebut, dinamika diplomasi juga berkembang. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang baru saja menjadi tuan rumah bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral di Alaska pada Jumat (15/8/2025), mendesak Kyiv agar segera mencapai kesepakatan dengan Moskow untuk mengakhiri perang.

"Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, sedangkan mereka (Ukraina) bukan," kata Trump, seraya menekankan perlunya kompromi agar konflik tidak terus berkepanjangan.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mati-matian Akhiri Perang Eropa, Trump Siap Caplok Harta Karun Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular