Putar Otak Dongkrak Ekspor, RI Mulai Panen Kesepakatan Dagang

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 15/08/2025 11:10 WIB
Foto: CNBC Indonesia TV
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia mulai memetik hasil kerja kerasnya dalam memperluas pasar ekspor. Sejumlah perjanjian perdagangan bebas dan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) berhasil dirampungkan, sementara beberapa lainnya memasuki tahap finalisasi dan penjajakan awal. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar untuk mengerek kinerja ekspor nasional di tengah persaingan global yang kian ketat.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan, pemerintah tidak ingin Indonesia bergantung hanya pada satu pasar atau kawasan. Ia mengatakan, upaya diversifikasi pasar dan produk menjadi kunci.

"Kita terus melakukan diversifikasi pasar dan produk, sehingga ekspor kita tidak tergantung hanya pada satu negara atau kawasan," ujar Budi beberapa waktu lalu, dikutip Jumat (15/8/2025).


1. IEU-CEPA (Indonesia-Uni Eropa) Tinggal Disahkan

Salah satu tonggak penting yang diraih adalah selesainya negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Perundingan yang berlangsung selama bertahun-tahun, atau tepatnya selama 9 tahun ini akhirnya tuntas dan kini memasuki tahap legal scrubbing sebelum diratifikasi.

"Perundingan IEU-CEPA telah selesai, sekarang tinggal masuk proses legal scrubbing dan ratifikasi," kata Mendag Budi.

Kesepakatan ini diharapkan membuka akses lebih besar bagi produk Indonesia ke pasar Uni Eropa yang bernilai ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah optimistis, sektor seperti tekstil, produk perikanan, kopi, dan barang elektronik akan mendapat dorongan signifikan.

2. IP-CEPA (Indonesia-Peru CEPA) Sudah Teken

Tak hanya di Eropa, Indonesia juga memperluas pasar ke Amerika Latin. Pada 11 Agustus 2025 kemarin, pemerintah resmi menandatangani Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA). Kesepakatan ini menargetkan peningkatan perdagangan hingga Rp15,65 triliun pada tahun pertama implementasinya.

"IP-CEPA ini membuka peluang ekspor yang lebih besar, khususnya untuk produk kopi, minyak kelapa sawit, karet, dan tekstil," ujar ujarnya.

Lewat IP-CEPA, tarif bea masuk untuk berbagai produk unggulan pun akan dipangkas atau dihapuskan, sehingga harga produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar Peru.

3. ICA-CEPA (Indonesia-Kanada) Rampung Substantif, Target Teken Tahun ini

Adapun perundingan ICA-CEPA antara Indonesia dan Kanada telah diselesaikan secara substantif. Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara.

Penandatanganan deklarasi penyelesaian negosiasi CEPA antara Indonesia-Kanada telah dilakukan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso beserta Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng.

"Hari ini menandai dua peristiwa penting, yaitu penandatanganan deklarasi bersama tentang penyelesaian negosiasi Perjanjian Kemitraan Komprehensif Kanada-Indonesia, dan dimulainya misi dagang terbesar Tim Kanada," kata Mary dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).

Mary kemudian menyebut Kanada berkomitmen untuk menyediakan bantuan teknis dan pengembangan kapasitas untuk memfasilitasi penerapan CEPA di Indonesia.

"Di perjanjian ini ada komitmen sebesar US$25 juta selama lima tahun, dan ini benar-benar mencerminkan komitmen dan keyakinan kami bahwa keberhasilan Anda (Indonesia) merupakan keberhasilan kami juga," tambahnya.

4. Indonesia-EAEU FTA Target Teken 2025

Pemerintah Indonesia dan negara-negara anggota kawasan Uni Ekonomi Eurasia resmi mengumumkan penyelesaian secara substantif perundingan kesepakatan perdagangan bebas Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA).

Penyelesaian perundingan tersebut terjadi setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev mengadakan pertemuan di sela-sela kegiatan the 28 th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025).

"Saya berharap kedua pihak dapat segera menindaklanjuti dengan menyelesaikan semua tahapan proses yang diperlukan sehingga perjanjian ini dapat ditandatangani pada tahun ini," kata Airlangga melalui keterangan resmi, Jumat (20/6/2025).

Sejak diluncurkan pada Desember 2022 lalu, telah dilakukan sebanyak 5 (lima) kali putaran perundingan dan berbagai pertemuan intersesi. Tim Perunding Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.

Adapun perjanjian perdagangan dengan EAEU merupakan bagian dari strategi diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke kawasan non-tradisional. Wilayah Eurasia memiliki potensi besar sebagai tujuan ekspor dan sumber investasi strategis, dengan pertumbuhan PDB rata-rata kawasan EAEU mencapai 4,4%, lebih tinggi dari rata-rata global.

Maka, jika disimpulkan, pemerintahan era Presiden Prabowo Subianto mencatat kemajuan signifikan dalam diplomasi dagang. Sejumlah kesepakatan strategis mulai membuahkan hasil. Rampungnya pembahasan substansial ICA-CEPA dengan Kanada yang segera menuju tahap teken, hingga tercapainya kesepakatan politik IEU-CEPA dengan Uni Eropa yang tinggal menunggu tanda tangan dari 27 negara anggota Uni Eropa.

Foto: Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025). (Instagram/prabowo)
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025). (Instagram/prabowo)

(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Akhirnya! Uni Eropa Akui Sawit RI Sebagai Produk Berkelanjutan