Ada IP-CEPA, Mendag Targetkan Perdagangan RI dan Peru Tembus Rp15,65 T

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
12 August 2025 19:35
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (12/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Menteri Perdagangan Budi Santoso saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (12/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan nilai perdagangan Indonesia-Peru melonjak hingga dua kali lipat setelah implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Peru (IP-CEPA) mulai berjalan. Targetnya, perdagangan kedua negara bisa mencapai US$960 juta atau sekitar Rp15,65 triliun (asumsi kurs Rp16.309/US$) di tahun pertama perjanjian berlaku.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut, sepanjang 2024 total perdagangan kedua negara tercatat US$480 juta, terdiri dari ekspor US$331,2 juta dan impor US$149,6 juta.

"Kan sekarang total perdagangannya US$480 juta. Ya, nanti setelah implementasi CEPA berjalan ya minimal dua kali lipat total trade-nya. Setelah implementasi, tahun pertama minimal dua kali lipat total trade-nya," kata Budi saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (12/8/2025).



Budi mengatakan, neraca perdagangan Indonesia masih surplus US$181 juta. Menurutnya, IP-CEPA akan mempermudah akses pasar dan membuka peluang lebih besar, terutama bagi ekspor tekstil dan alas kaki ke Peru.

"Akses pakaian jadi tekstil kita ke Peru termasuk alas kaki itu besar. Kita dapat banyak kemudahan akses pasar untuk itu. Ini salah satu untuk mendorong akses pasar kita di luar negeri," ujarnya.

Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono menuturkan, sejumlah komoditas ekspor utama Indonesia ke Peru akan menikmati tarif 0% berkat IP-CEPA, mulai dari alas kaki, minyak kelapa sawit (CPO), hingga mobil penumpang.

"Ini semua sudah mendapatkan referensi akses pasar yang sangat amat bagus. Jadi hampir semuanya sudah 0%. Nanti akan diberikan komitmen bea masuk 0%," ujar Djatmiko dalam konferensi pers di Auditorium Kemendag, Jakarta.

Setidaknya ada 10 produk utama yang masuk daftar penghapusan atau penurunan tarif, di antaranya Mobil penumpang, station wagon, dan mobil balap (HS 8703); Alas kaki berbagai jenis (HS 6402, HS 6403, HS 6404); CPO dan fraksinya (HS 1511); Lemari pendingin, pembeku, dan pompa panas non-AC (HS 8414); Kertas dan karton (HS 4802); Margarin (HS 1517); Cengkeh (HS 0907); Mesin cetak dan perlengkapannya (HS 8443)

Djatmiko menambahkan, penerapan tarif 0% akan bervariasi waktunya. "Ada yang di hari pertama, ada yang nanti di tahun ke-2, dan tahun ke-3. Tapi hampir semuanya mendapat 0%," jelasnya.

Data Kemendag menunjukkan, lima komoditas ekspor terbesar RI ke Peru pada 2024 adalah mobil dan kendaraan bermotor (US$120,8 juta), alas kaki/sol karet bagian atas tekstil (US$21,8 juta), minyak sawit dan pecahannya (US$21,4 juta), lemari es dan pompa panas non-AC (US$16,5 juta), serta alas kaki bagian atas kulit (US$14,9 juta).



(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag Ungkap Ada Negara Tunda Perjanjian Dagang dengan RI, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular