China Tiba-Tiba Keluarkan Peringatan Keselamatan Warga di Australia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China telah mengeluarkan peringatan keselamatan bagi warganya di Australia. Hal ini menyusul insiden penyerangan terhadap warga negara China di berbagai tempat umum.
Konsulat Jenderal China di Adelaide mengeluarkan pernyataan peringatan yang ditujukan kepada seluruh warga negara China, baik yang sedang berada di Australia maupun yang berencana untuk pergi ke sana. Mereka diminta agar lebih waspada saat berada di tempat umum.
"Warga negara dan pelajar China, tanpa provokasi, diserang dan dipukuli oleh anak di bawah umur setempat di jalanan, stasiun, dan pusat perbelanjaan," demikian isi pernyataan yang dirilis oleh Konsulat Jenderal China di Adelaide pada hari Selasa, dikutip Kamis (14/8/2025).
Dalam kasus provokasi verbal, warga dianjurkan untuk menghindari konfrontasi, segera menjauh, mencari bantuan dari orang sekitar, atau menghubungi polisi. Warga China, terutama para pelajar, didesak untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan diri.
Mereka disarankan untuk mengikuti berita lokal, mengetahui kondisi keamanan di wilayah mereka, dan menghindari bepergian sendirian di malam hari atau mengunjungi daerah dengan tingkat kejahatan tinggi. Pihak konsulat juga menyarankan agar warga memberi tahu keluarga atau teman tentang rencana perjalanan dan, jika memungkinkan, bepergian dalam kelompok.
Insiden Penyerangan terhadap Warga China
Peringatan serupa dikeluarkan oleh konsulat China di wilayah lain di Australia dalam dua minggu terakhir. Pada hari Senin, konsulat China di Melbourne mengeluarkan pernyataan yang mendesak pihak berwenang di negara bagian Tasmania untuk menyelidiki secara menyeluruh dan menghukum pelaku yang menyerang seorang pelajar China.
Insiden ini terjadi setelah seorang pria berusia 33 tahun diduga diserang oleh sekelompok remaja di pusat perbelanjaan di kota Hobart. Enam remaja setempat, terdiri dari empat laki-laki dan dua perempuan berusia antara 14 hingga 15 tahun, telah ditangkap dan didakwa dengan penyerangan.
"Kekerasan yang terjadi adalah hal memalukan dan tentu tidak bisa ditoleransi komunitas," kata polisi Tasmania, Felix Ellis.
Melihat peristiwa ini, saluran diplomatik China mendesak pihak berwenang Australia untuk mengambil tindakan dan membawa semua pelaku ke pengadilan. Ini untuk melindungi keamanan warganya yang ada di negara itu.
"(Kami) mendesak Australia untuk menghukum berat para pelaku dan mengambil langkah-langkah konkret untuk menjaga keselamatan pribadi warga China," kata pihak konsulat.
"Staf diplomatik China akan pergi ke Tasmania untuk bertemu dengan korban, yang dirawat di rumah sakit akibat cedera kepala. Kondisinya stabil, namun ia harus menjalani operasi rekonstruksi dan pengobatan untuk gegar otak," jelasnya.
Mengutip EOC World, pada Mei 2025, China mengekspor US$6,2 miliar (Rp 99 triliun) dan mengimpor US$11,7 miliar dari Australia, sehingga menghasilkan neraca perdagangan negatif sebesar US$5,46 miliar. Antara Mei 2024 dan Mei 2025, ekspor China meningkat sebesar US$695 juta (12,6%) dari US$5,5 miliar menjadi US$6,2 miliar, sementara impor menurun sebesar US$721 juta (5,82%) dari US$12,4 miliar menjadi US$11,7 miliar.
(tps/tps)