Amran Sebut Pasar Beras RI Berubah, Konsumen Lari ke Pasar Tradisional

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Rabu, 13/08/2025 17:37 WIB
Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat ditemui di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menilai kekosongan stok beras di sejumlah ritel modern justru memicu perubahan pola belanja masyarakat. Menurutnya, konsumen kini mulai beralih ke pasar tradisional yang dinilai lebih transparan, terbuka, dan menawarkan harga lebih murah.

"Ini nanti akan terbentuk struktur pasar baru. Ada pergeseran, konsumen lari ke pasar tradisional. Dia lebih percaya pasar tradisional, transparan, terbuka, murah," kata Amran saat ditemui di kantornya, Rabu (13/8/2025).

Amran menjelaskan, pasar tradisional selama ini disuplai oleh penggilingan kecil dan menengah, sementara ritel modern bergantung pada pasokan dari pabrik besar. Saat pasokan ke pasar modern terganggu, stok beras di rak ritel berkurang bahkan kosong, sementara penggilingan kecil justru kebanjiran permintaan.


"Bukan persoalan oplos atau campur, ini tidak sesuai standar. Katakanlah ada kosong premium, itu nggak masalah. Justru ini menurut pedagang kecil dan penggilingan kecil itu berkah bagi mereka," ujarnya.

Mentan memaparkan, harga beras di pasar tradisional lebih terjangkau. Jika di ritel modern beras premium dijual Rp17.000-Rp18.000 per kilogram (kg), di pasar tradisional harga bisa sekitar Rp13.000 per kg dengan kualitas yang tetap baik.

Menurutnya, kondisi ini merupakan peluang untuk menguatkan ekonomi kerakyatan melalui dukungan pada penggilingan kecil.

"Persoalannya, kita mau memihak pada siapa? Yang kecil atau yang besar? Pemerintah menginginkan agar bagaimana yang kecil ini jangan tertindas, penggilingan kecil, ini ekonomi kerakyatan," tegasnya.

Amran memastikan stok beras nasional aman, bahkan surplus 4,8 juta ton. Pemerintah juga terus mengguyur pasar dengan beras dari cadangan beras pemerintah (CBP), melalui bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), untuk menjaga ketersediaan dan harga.

"Sekarang 3,9 juta ton setelah kita operasi pasar. 1,3 juta ton kita keluarkan (melalui SPHP), kita guyur ke pasar sambil menghidupi yang kecil ini," ujarnya.

Pengusaha Penggilingan Jangan Takut

Dalam kesempatan itu, Amran juga meminta agar pengusaha penggilingan padi tidak perlu khawatir terseret kasus, di tengah proses hukum dan penindakan yang dilakukan Polisi terkait kasus dugaan memperdagangkan dan memproduksi beras premium tak sesuai standar mutu dan label kemasan.

Dia menilai, penggilingan padi tidak perlu ketakutan jika mereka memang tidak melakukan hal yang melanggar ketentuan. Katanya, Indonesia adalah negara hukum.

"Tidak boleh takut kalau tidak salah. Ini negara hukum," kata Amran.

Sebelumnya diberitakan, penggilingan-penggilingan padi menutup sementara fasilitas produksinya. Selain karena memang saat ini adalah periode pasokan bahan baku (gabah) kurang, polemik kasus beras tak sesuai mutu juga disebut-sebut menjadi penyebab tutupnya pabrik penggilingan padi tersebut.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Biang Kerok Harga Beras Naik Saat Stok Melimpah