
Kemendag Bidik Perdagangan dengan Peru Tembus Rp81 T, Ini Jualan RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjanjian dagang Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) resmi diteken. Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun membidik nilai perdagangan kedua negara bisa menembus US$5 miliar atau setara Rp81 triliun (asumsi kurs Rp16.200/US$) sepanjang masa berlakunya kesepakatan tersebut.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan, target itu mencakup total ekspor Indonesia dan Peru.
"Nah kalau US$5 miliar ini berdua ya, bukan cuma Indonesia saja. Artinya mungkin Indonesia US$3 miliar, Peru US$2 miliar, atau Indonesia US$3,5 miliar, Peru US$1,5 miliar, kan US$5 miliar. Kita ingin meningkatkan tadi itu," kata Djatmiko dalam konferensi pers di Auditorium Kemendag, Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Djatmiko mengakui angka US$5 miliar cukup ambisius. Pasalnya, pada Januari-Juni 2025, total perdagangan kedua negara baru mencapai US$264,8 juta, naik 34,3% dibanding periode yang sama 2024 yang senilai US$197,1 juta. Pada semester I 2025, ekspor Indonesia tercatat US$206,4 juta, sementara impor dari Peru sebesar US$58,4 juta.
Sepanjang 2024, nilai perdagangan Indonesia-Peru tercatat US$480,7 juta. Meski nilainya masih relatif kecil, hubungan dagang kedua negara mencatat pertumbuhan rata-rata 15,08% per tahun sepanjang 2020-2024. Pada tahun lalu, ekspor Indonesia ke Peru mencapai US$331,2 juta dan impor senilai US$149,6 juta.
"Sejauh ini kita kan baru US$500 juta atau setengah miliar, jadi itu yang US$5 miliar itu angka-angka yang sangat-sangat ambisius. Nggak apa-apa kita taruh di situ dalam ruang tanggal waktu, misalnya 5-10 tahun, it's okay. Kan CEPA ini akan berlangsung atau berjalan, ya harapannya selamanya ya," ujarnya.
Sementara untuk sektor yang paling berpeluang untuk peningkatan ekspor ke Peru, Djatmiko menyebut, diantaranya alas kaki, tekstil, otomotif dan spare parts, biodiesel/palm oil, perikanan/olahan makanan, karet, hingga mesin khusus.
Adapun lima komoditas utama ekspor Indonesia ke Peru pada 2024 yakni mobil dan kendaraan bermotor lainnya senilai US$120,8 juta, alas kaki/sol karet bagian atas tekstil US$21,8 juta, minyak sawit dan pecahannya senilai US$21,4 juta, lemari es dan pompa panas non-AC senilai US$16,5 juta, dan alas kaki bagian atas kulit senilai US$14,9 juta.
Sedangkan untuk lima komoditas impor Peru pada 2024, yakni biji kakao senilai US$87,6 juta, batubara/bahan bakar padat sejenis US$15,6 juta, pupuk mineral, fosfat US$14,1 juta, anggur segar atau kering US$11,5 juta, dan seng yang tidak ditempa senilai US$5 juta.
Perlu diketahui, perundingan IP-CEPA diselesaikan hanya dalam waktu 14 bulan, jauh lebih singkat dibandingkan negosiasi perjanjian dagang pada umumnya yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun.
Kesepakatan ini diharapkan membuka akses pasar lebih luas sekaligus mendorong pertumbuhan perdagangan antara Indonesia dan Peru. Kedua negara juga sepakat memperkuat kerja sama di berbagai sektor strategis, mulai dari pangan, pertambangan, transisi energi, perikanan, hingga pertahanan.
![]() Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025). (Instagram/prabowo) |
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bumi Panas Perang Dagang, RI Tak Ubah Target Ekspor-Ini Alasannya
