Penyaluran Beras SPHP Baru 1,27%, 2 Wilayah Papua Cuma Dapat Segini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Senin, 11/08/2025 15:50 WIB
Foto: Warga membeli beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) saat kegiatan Gerakan Pangan Murah di Kantor Pos Fatmawati, Jakarta, Jumat (18/7/2025).  (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog masih jauh dari target. Hingga saat ini, penyaluran baru mencapai 16.742,55 ton atau setara 1,27% dari total target 1,3 juta ton yang ditugaskan untuk periode Juli-Desember 2025.

"Kami melaporkan juga terkait dengan pelaksanaan SPHP, jadi betul bahwa realisasi SPHP posisi per hari ini, realisasinya sudah mencapai 16.742,55 ton atau masih sekitar 1%-an dari penugasan Juli sampai dengan Desember," kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (11/8/2025).

Sulawesi Selatan tercatat sebagai provinsi dengan penyaluran tertinggi, yaitu 1.805.310 kg, disusul Jawa Timur dengan 1.329.745 kg. Sementara itu, tiga daerah dengan distribusi terendah adalah DKI Jakarta, yakni hanya baru 60.385 kg, Papua Barat Daya 48.730 kg, dan Papua Selatan 9.300 kg.


Penyaluran beras SPHP paling banyak dilakukan melalui pengecer di Pasar Rakyat, yakni 3.223 mitra dengan total 9.635.775 kg. Selanjutnya, outlet pangan binaan pemerintah daerah menyalurkan 1.542.885 kg melalui 722 mitra.

Ritel modern menjadi saluran dengan distribusi terkecil, hanya 12 mitra dengan total 19.000 kg. Penjualan melalui operasi pangan murah juga masih rendah, yakni 840.000 kg.

Untuk memperluas jangkauan, Bulog juga menginstruksikan setiap gudang mengeluarkan lima ton beras SPHP setiap hari.

"Jadi kalau kita lihat ada 504 komplek gudang perum bulog, ini tiap hari kita minta mereka mengeluarkan gudang 5 ton. Mereka keliling, bisa di pasar, kemudian bisa di titik-titik keramaian, ini salah satu upaya kita untuk meningkatkan volume jumlah SPHP yang tidak di cover oleh saluran-saluran tadi," jelas Suyamto.

Selain itu, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih mulai menyalurkan beras SPHP di 29 pasar di Jakarta. Bulog pusat turun langsung membimbing para pengecer di lokasi selama sebulan penuh.

"Sampai mereka benar-benar bisa menjadi pengecer SPHP, pengecer permanen yang nanti akan menyalurkan beras SPHP," ujarnya.

Sementara itu, ritel modern telah mengajukan pre order (PO) beras SPHP sebanyak 1.592.500 kg. Namun, baru 164.575 kg yang terlayani. Rinciannya, Hypermart memesan 15.000 kg dan baru terpenuhi 10.000 kg; Indomaret memesan 1.097.500 kg dengan realisasi 139.975 kg; Alfamart memesan 460.000 kg namun baru mendapat 14.600 kg; sedangkan Lion Superindo memesan 20.000 kg namun belum ada data pemenuhan.

Menanggapi rendahnya realisasi ini, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian dan Pangan, Edy Priyono mendorong agar koordinasi dilakukan secara intensif.

"Minggu lalu sudah ada rapat yang diinisiasi oleh teman-teman Badan Pangan, tapi mungkin lebih bagus lagi kalau untuk sementara paling tidak setiap minggu ya kita adakan rapat online supaya efisien untuk bagaimana melakukan percepatan penyaluran beras SPHP," kata Edy dalam kesempatan yang sama.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beras Oplosan Marak, Pemerintah Bertindak