
Pedagang Beras Pasar Induk Cipinang Mendadak Takut Berjualan, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas perdagangan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, mendadak lumpuh. Imbas dari kasus pengoplosan beras tak sesuai mutu yang mencuat beberapa waktu terakhir, para pedagang memilih menghentikan sementara aktivitas jual beli karena takut dicurigai ikut terlibat.
Ketua Koperasi PIBC, Zulkifli mengatakan, kondisi pasar induk sudah tidak kondusif sejak sebulan terakhir. Banyak toko tutup, pembeli tidak datang, dan suasana penuh kekhawatiran.
"Sampai hari ini kami masih belum bisa jualan. Artinya kami sudah 1 bulan sampai saat ini belum bisa jualan," ungkap Zulkifli kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/8/2025).
Ia menjelaskan, meski para pedagang datang ke pasar, toko-toko lebih banyak tutup karena khawatir terseret kasus pengoplosan.
"Pasar ini orang yang datang juga sudah gak ada. Walaupun kita datang, tapi toko banyak yang nggak buka. Intinya kita gak kondusif dulu buat sementara," katanya.
Zulkifli menyebut, sekitar 80% toko di Pasar Induk Beras Cipinang kini tutup. Bahkan yang masih buka pun memilih tak melayani pembeli karena khawatir mendapat tuduhan serupa.
"Kalaupun kami buka toko, nggak ada orang yang belanja. Orang nggak ada yang datang. Kalau ada yang mau belanja satu orang, kami dicurigai," ujarnya.
![]() Suasana aktivitas penjualan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Jumat (8/8/2025). Indeks kenaikan harga-harga atau inflasi berpotensi terkerek naik pada Agustus 2025, salah satu penyebabnya adalah terus tingginya harga beras. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
"Sudah banyak yang ditangkap-tangkap di Pasar Induk ini," imbuh dia.
Situasi ini, lanjutnya, berdampak luas, termasuk ke para buruh harian yang biasa menggantungkan hidup di pasar.
"Yang kasihannya itu adalah dengan buruh-buruh yang datang mencari nafkah. Dia datang-datang dari Tangerang, dari Banten, dari Bogor, dari mana-mana mencari sesuap nasi ke Pasar Induk, tapi di Pasar Induk ini kita nggak kondusif, kita boleh katakan nggak dagang dulu," ucapnya.
Tak hanya itu, kondisi tidak kondusif dan sepinya Pasar Induk Beras Cipinang, kata Zulkifli, juga karena harga beras yang tinggi. Pedagang kesulitan menjual karena dibatasi aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tidak realistis dengan harga beli.
"Sebulan yang lalu kami masih beli beras itu di atas Rp13.500, Rp13.600 sampai Rp13.800 per kg. Sedangkan harga HET itu kan Rp12.500 per kg. Mungkinkah kami yang beli beras Rp13.500 per kg akan kami jual nanti di bawah Rp12.500 per kg? Kan nggak mungkin," tegas dia.
Selain itu, pasokan beras ke pasar juga tersendat karena diserap oleh Perum Bulog untuk cadangan beras pemerintah (CBP). "Kami boleh dikatakan, buat sementara ya kami beras masuk pasar Induk itu biasanya kan bukan sedikit, 3.000 ton per hari itu 300 mobil. Sekarang 20-30 mobil saja juga mungkin sulit kita temukan," kata Zulkifli.
"Justru beras daerah masih diserap oleh Bulog. Bulog daerah juga boleh dikatakan untuk saat ini juga enggan dia membawa beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke pasar Induk," sambungnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa para pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang bukan pelaku pengoplosan, apalagi mengoplos beras medium menjadi beras premium.
"Kalau aduk mengaduk adalah beras curah. Kalau beras curah itu kami nggak ada larangan untuk mengaduk. Kalau mengoplos itu yang dilarang. Tapi saya sudah ditekankan oleh Bapak Satgas Pangan, bahwa yang tidak boleh dioplos itu adalah beras medium menjadi premium. Itu yang nggak boleh," tutur dia.
Zulkifli pun berharap ada jaminan dari pemerintah agar pedagang bisa kembali berjualan tanpa dicurigai.
"Kami hanya ingin, kami ini dikasih kenyamanan. Bagaimana kalau bisa kami mohon dengan rendah hati sama Bapak Presiden dan Bapak Kapolri dan Polda sekalipun kalau bisa kami dikasih secercah harapan. Intinya kami tidak selalu dicurigai," ujarnya.
"Kami bisa kerja lagi, kami bisa jualan lagi. Kami bisa menghidupkan anak dan istri kami," pungkas Zulkifli.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri yang juga Kepala Satgas Pangan Polri, Brigjen Helfi Assegaf hanya berpesan agar produsen beras taat aturan yaitu dengan menjual beras sesuai dengan komposisi yang ada di kemasan.
"Satgas pangan sudah menyampaikan kepada produsen, dipersilahkan menjual sesuai komposisi yang ada dalam kemasan," tegas Helfi saat dikonfirmasi soal kondisi Pasar Induk Beras Cipinang.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pedagang Beras Cipinang Teriak, Minta Pemerintah Keluarkan Beras Impor
